Selasa, 06 September 2011
KETURUNAN NABI MUHAMMAD SAW DI EROPA
Prophet Muhammad in the Buckingham Palace
TAHUN 1986 ada sebuah berita kecil muncul di media massa, terutama di barat. Beritanya tidak begitu penting dan bikin gusar banyak orang. Saat itu masih suasana perang dingin. Kebanyakan berita yang muncul sekitar perseturuan antara barat dan komunis. Di bulan Oktober tahun itu keluar sebuah pernyataan oleh seorang ahli genealogi ternama di barat. Harold Brooks-Baker namanya. Dia memang mengakui dirinya sebagai ahli menulusuri ilmiah para bangsawan barat dan juga berbadai tokoh penting.
Harold Brook-Bakers membuat pernyataan kepada wartawan yang sederhana dan menggempar dengan mempertaruhkan reputasinya. “the British royal family is descended from Mohammed through the Arab kings of Seville, who once ruled Spain. By marriage, their blood passed to the European kings of Portugal and Castille, and through them to England's 15th century King Edward IV.”
Singkatnya, Ratu Elizabeth II adalah keturunan langsung Nabi Muhammad. Ha? Yang bener?! Kalau Raja Hassan II dari Maroko atau Raja Hussein dari Jordania, orang bisa memaklumi. “Lha, sama-sama Arab”.
Tetapi untuk Ratu Inggris, hmm…agak sulit diterima. Bahkan kalau bisa ditolak dengan argumentasi yang sama, seperti yang diajukan Harold Brooks-Baker.
Berita ini tidak ditanggapi oleh pihak istana Buckingham, tetapi disambut gembira oleh masyarakat muslim di dunia, meski ada yang menolaknya karena keterbatasan wawasan dan berpikir. Apalagi, agama nomor dua di Inggris adalah Islam. Klop!
Bagaimana ceritanya, bisa-bisanya Ratu Elizabeth II itu berdarah Arab dan nenek moyangnya berasal dari suku Quraisy, sukunya Nabi Muhammad. Secara genetis, keluarga kerajaan Inggris (Royal Family)memang memiliki banyak campuran darah dari berbagai tokoh dunia dari penjuru dunia. Dan anehnya, bisa dibuktikan secara dokumentasi sejarah, meski bisa diperkuat lagi dengan penelitian ilmiah.
Kenyataan bahwa Ratu Elizabeth II memiliki darah Arab dari Nabi Muhammad, akan membawa konsekuensi luas. Emangnya kenapa? Jika itu memang benar secara historis dan genetis, ini artinya sama saja ingin mengatakan bahwa hampir semua keluarga kerajaan di daratan Eropa adalah keturunan Nabi Muhammad. Mulai dari dinsati Romanov di Rusia yang digulingkan kaum Bolshevik dan dihukum mati sekeluarga. Kaum royalis Spanyol, Portugal (juga Brasil), Belanda, Belgia, Swedia, Denmark, Norwegia, Jerman, Yugoslavia, Italia, dinasti van Oranje dari Belanda dan banyak lagi. Lho koq jadi segudang? Ini karena kebanyakan keluarga kerajaan di Eropa itu punya nenek moyang yang paling dekat dan bisa dilacak, yaitu Ratu Victoria dari Inggris. Sang ratu yang berkuasa lebih 60 tahun itu, memiliki anak-anak dan cucu-cucu serta cicit-cicit juga canggah-canggah, yang kini menjadi raja dan permaisuri di berbagai negara Eropa barat. Makanya, Ratu Victoria disebut juga “Mother of Europe” dalam arti yang sebenarnya.
Nah, melacak nenek moyang Arab-nya Ratu Elizabeth II pasti bisa ditelusuri mulai dari Spanyol. Karena negeri ini paling banyak berkenalan dan juga sebagai tempat bermukimnya para bangsawan Arab yang menguasai negeri itu selama lebih 800 tahun. Masak sih, nggak ada pertalian lewat perkawinan untuk rentang waktu selama itu. Orang kerja di luar negeri aja bisa kawin dengan orang lokal, meski dalam hitungan 6 – 10 tahun. Apalagi ini, untuk waktu selama 800 tahun, pasti terjadi perkawinan serta pertalian darah.
Untuk mengetahui dan memilah bukti-bukti Harold Brooks-Baker, kita telah dinasti Ummayah yang berkuasa di sana, serta dinasti-dinasti kecil yang berkuasa setelah keruntuhan Ummayah tahun 1031 di Spanyol dan Portugal. Seperti dinasti Abbadiyah yang berkuasa dan mendirikan serta membangun kota indah Sevilla. Dinasti ini punya darah keturunan dari Nabi Muhammad. Seorang putri dari raja-raja dinasti ini menikah dengan bangsawan Leon dan Castille, yang kemudian melahirkan raja-raja Portugal serta akhirnya Inggris. Tentunya juga raja/ratu seabreg monarki di Eropa.
Menurut para ahli genealogi, ada lima garis silsilah yang bisa melacak keturunan Nabi Muhammad sampai kepada keluarga kerajaan Inggris. Semua garis silsilah itu punya kelemahan dan kekuatan dalam pembuktian ilmiah secara historis. Garis mana yang kita kaji dulu, sehingga bisa menyimpulkan bahwa Ratu Elizabeth II adalah keturunan Nabi Muhammad? Garis keturunan yang melalui seorang putri bangsawan dinasti Abbadiyah, yaitu Zaida.
MEMBICARAKAN keturunan Nabi Muhammad di daratan Eropa, paling unik menelaah kepada Ratu Elizabeth II. Mengapa? Kerajaan Inggris merupakan kerajaan yang paling populer dibanding dengan kaum bangsawan Eropa lainnya. Hampir semua orang tahu siapa Ratu Inggris, siapa itu Pangeran Charles dan siapa pula Pangeran William atau ibunya yang menjadi selebritis dunia, mendiang Putri Diana. Tak banyak yang mengetahui tentang anggota kerajaan lain, misalnya siapa Norwegia, Putra Mahkota Kerajaan Spanyol atau Ratu Denmark.
Menurut penelitian para ahli genealogi, anggota kerajaan Inggris memiliki kaitan darah dengan banyak kaum bangsawan di dunia. Satu diantaranya dari darah para bangsawan Arab, yang ujung-ujungnya berasal dari keturunan Nabi Muhammad. Tetapi fakta ini banyak yang mengelaknya dengan argumentasi yang berbeda-beda. “Ah, itu sih cuma opini aja”, kata yang menolaknya. Tidak gampang memang membuktikannya. Perlu data sejarah yang sangat kuat dan harus mencari bukti yang ilmiah. Jika tidak, fakta itu tidak lebih sebuah utak atik di atas kertas, yang semua orang bisa melakukannya.
Masih untung, kata orang Jawa, yang mengatakan bahwa ratu Inggris keturunan Nabi Muhammad itu adalah para ahli genealogi dari barat. Terkesan tidak mempunyai motif atau kepentingan dibalik pernyataan mereka. Bayangkan, kalau yang mengajukan bukti tersebut para ahli sejarah Arab yang beragama Islam. Hmmm, pasti hasilnya menjadi sebuah cemoohan. “Tukang kibul”, komentar orang-orang barat. “Sampah!”
Apalagi bukti tersebut sulit diterima oleh kebanyakan kalangan Islam tertentu, dengan melihat kenyataan bahwa Nabi Muhammad mempunyai keturunan yang jabatannya tidak tanggung-tanggung, Kepala Gereja Anglikan Inggris. Sebuah jabatan ex officio yang disandang oleh setiap raja atau ratu Inggris.
Sebenarnya, fakta sejarah yang menyatakan adanya keterkaitan darah antara bangsawan Inggris dengan Nabi Muhammad, sudah ada sejak lama dan aromanya hanya tercium dalam kalangan akademis atau pada perdebatan buku. Hanya Harold Brooks-Baker yang berani mengungkapkan kepada media massa, sehingga diketahui publik luas.
Kerajaan Inggris sekarang dinamakan wangsa Windsor (House of Windsor) mempunyai pandangan yang obyektif terhadap Islam, terutama sejak usainya perang dunia. Puluhan negara-negara persemakmuran yang isinya negara bekas jajahan Inggris, justru kebanyakan berpenduduk muslim. Ada sebagian kecil dari negara-negara tersebut yang dipimpim langsung oleh ratu Inggris. Misalnya Kanada, Australia, Selandia Baru, Bahama, Fiji, Papua Niugini dan banyak lagi. Ratu hanya diwakili oleh seorang gubernur jenderal.
Jadi, sangat tidak mungkin bagi seorang raja atau ratu, bahkan perdana menteri Inggris memiliki opini yang negatif terhadap Islam. Sejak invasi perang yang sia-sia di Irak, kantor perdana menteri Inggris mulai mengucapkan selamat berpuasa kepada umat Islam. Ratu Inggris kadang mendatangi sebuah mesjid saat berkunjung ke Pakistan tahun 1961, atau ketika ke Aljazair tahun 1983 dan terakhir mendengarkan ayat-ayat suci Quran saat datang ke sebuah mesjid di Turki tahun lalu. Namun anehnya, baru tahun 2002 Ratu Elizabeth II mengunjungi sebuah mesjid di tanahnya sendiri, di Lincolnshire. “Mana arah ke Mekkah?”, tanya ratu saat memasuki mesjid itu.
Pertalian darah ratu Inggris dengan Nabi Muhammad justru makin meyakinkan sebuah tekad dan identitas pemeluk agama Islam di Inggris, agama terbesar kedua setelah Anglikan. “Kami muslim Inggris dan dia adalah ratu kami”, kata seorang tokoh muslim di sana asal Pakistan.
Menelusuri nenek moyang anggota kerajaan Inggris dari bangsawan Arab, banyak dilakukan melalui sebuah pelacakan literature berbahasa Spanyol dan Portugis. Dua bahasa dari negeri tempat bermukimnya para dinasti Arab lebih 800 tahun lamanya. Justru jarang yang berasal dari bahasa Arab.
Ada beberapa jalur silsilah cara melihat bagaimana para kaum aristokrat Arab di sana, menurunkan para raja di Eropa hingga saat ini. Tiap jalur memiliki banyak perdebatan untuk bisa menerima kenyataan pertalian darah tersebut. Masih banyak derajat spekulasi yang dibumbui dengan koneksi hipotetis dalam menyampaikan pernyataan untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad menurunkan hubungan darah kepada para aristokrat Eropa. Namun tidak berarti tidak ada hubungan darah antara kaum bangsawan Eropa dengan Nabi Muhammad. Hubungan itu selalu ada dari banyak sisi penelusuran. Bahkan meskipun sang ratu bukan keturunan Nabi Muhammad, tetapi dia masih kerabat Nabi Muhammad.
Untuk mengetahui dan membuktikan pertalian itu, harus diketahui keadaan negeri Spanyol dan juga Portugal selama kekuasaan orang-orang Arab di sana. Mereka berkuasa selama 800 tahun dalam berbagai dinasti. Sejak 711 ketika Tariq bin Ziyad masuk ke Spanyol melalui Gibraltar atas perintah Khalifah Walid I dari Ummayah di Siria, hingga tahun 1031 adalah masa kekuasaan dinasti Ummayah. Setelah mereka runtuh, kekuasaan diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa secara lokal hingga tahun 1492, ketika Spanyol suci hama dari yang berbau Islam. Dinasti-dinasti lokal itu disebut ‘party kingdoms’ atau Reyes de Taifas. Ada dua dinasti yang jelas-jelas menganggap mereka keturunan Nabi Muhammad, yaitu Hammudiyah dan Abbadiyah yang berkuasa dan membangun kota Seville di awal milenium kedua.
Nah, dari dinasti Abbadiyah ini paling mudah menelusuri nenek moyang anggota kerajaan Inggris yang berasal dari Arab. Meskipun tidak mudah dan tidak bebas dari kritikan dan argumentasi pendapat yang berseberangan. Inilah silsilah yang bisa mengambar sebuah ilustrasi pertalian darah dari Nabi Muhammad kepada keluarga kerajaan Inggris:
1. MUHAMMAD, (571-632)
2. FATIMA, menikah dgn Ali bin Abi Thalib wafat 661, jadi khalifah 656-661
3. HUSSEIN, (626-680), Imam ke 3 Syiah
4. ALI ZAINAL ABIDIN, (653-713), Imam ke 4 Syiah
5. MUHAMMAD AL BAKIR, (681-733), Imam ke 5 Syiah
6. JAFFAR SADDIQ, (708-765), Imam ke 6 Syiah
7. ISMAIL, (736-764), pendiri Syiah Ismailiyah8. MUHAMMAD, wafat 808
9. WAFI AHMAD, wafat 808
10. TAQI MUHAMMAD, wafat 893
11. RADIUDIN ABDULLAH, wafat 901
12. UBAYDILLAH AL MAHDI, (846-934), khalifah pertama Fatimiyah di Mesir
13. MUHAMMAD AL QAIM, (873-946), khalifah ke 2 Fatimiyah
14. ISMAIL AL MANSUR, (901-952), khalifah ke 3 Fatimiyah
15. DIHJA, menikah dgn Qaris bin Abbad, kadi di Seville, Spanyol
16. ISMAIL BIN QARIS, kadi di Seville, Spanyol
16. MUHAMMAD I ABUL KASIM, (980-1042), khatib di Seville, Spanyol (dinasti Abbadiyah)
17. ABBAD AL MUTADID, (1010-1069) Emir di Seville, Spanyol (dinasti Abbadiyah)
18. MUHAMMAD II AL MUTAMID, (1040-1095), Emir di Seville, Spanyol (dinasti Abbadiyah), saudara kandung #17
19. ZAIDA, menikah dgn Alfonso VI the Valiant, Raja Leon (1065-1109), Raja Castile (1072-1109)
20. SANCHA, menikah dgn Rodrigo "El Franco" Gonsalez de Lara
21. RODRIGO RODRIGUEZ DE LARA, menikah dgn Garcia de Azagra
22. SANCHA DE LARA, menikah dgn Gonzalo (II) Ruiz Giron, wafat 1234
23. MARIA GONZALEZ RUIZ, menikah dgn Guillen Perez de Guzman
24. MARIA, wafat tahun 1262 menikah dgn Alfonso IX, Raja Castile (1312-1350)
25. BEATRIX, menikah dgn Alfonso III, Raja Portugal (1248-1279)
26. DIONISISO, Raja Portugal (1279- 1325), menikah dgn Isabel of Aragon, putri Pedro III, Raja Aragon (1276-1285)
27. ALFONSO IV THE BRAVE, Raja Portugal (1325-1357), menikah dgn Beatrice, putri Sancho IV, Raja Castile (1284-1296)
28. MARIA, (1313-1357) menikah dgn Alfonso XI, Raja Castile (1312-1350)
29. PEDRO THE CRUEL, Raja Castile (1350-1369), menikah dgn Blance of Bourbon
30. ISABELLE (1355-1394), menikah dgn Edmund, Duke of York, England wafat 1402
31. RICHARD PLANTAGENET, Earl of Cambridge, wafat 1415, menikah dgn Anne Mortimer, penerus keluarga Clarence
32. RICHARD, Duke of York, menikah dgn Lady Cecily Neville, putrid Ralph, 1st Earl of Westmoreland
33. EDWARD IV, Raja Inggris (1461-1483), menikah dgn Elizabeth, putrid Sir Richard Woodvile
34. HENRY VII, Raja Inggris (1485-1509), menikah Elizabeth wafat 1503
35. MARGARET, menikah dgn Archibald, Earl of Angus
36. LADY MARGARET DOUGLAS, wafat tahun 1578, menikah dgn Matthew Stuart, Earl of Lennox, wafat 1671
37. HENRY STUART, Lord Darnley, Duke of Albany, wafat tahun 1567, menikah dgn Mary, Ratu Skotlandia, wafat 1587
38. JAMES I, Raja Inggris (1603-1625), menikah dgn Anne dari Denmark, wafat 1619
39. ELIZABETH, wafat tahun 1662, menikah dgn Frederick V, Raja Bohemia, wafat tahun 1632
40. SOPHIA, wafat tahun 1714, menikah dgn Ernest Augustus, Elector Hannover
41. GEORGE I, Raja inggris (1714-1727), menikah dgn Sphia Dorothea dari Celle, wafat tahun 1726
42. GEORGE II, Raja inggris (1727-1760), menikah dgn Caroline dari Bradenburg Auspach, wafat tahun 1737
43. FREDERICK, Pangeran Wales, wafat tahun 1751, menikah dgn Augusta dari Saxe-Coburg, wafat tahun 1772
44. GEORGE III, Raja inggris (1760-1820), menikah dgn Charlotte dari Mackenburg-Sterlitz, wafat tahun 1818
45. EDWARD, Duke of Kent, wafat tahun 1820, menikah dgn Victoria dari Saxe-Coburg (1786-1861)
46. VICTORIA, Ratu Inggris (1837-1901), menikah dgn Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha (1819-1861)
47. EDWARD VII, Raja inggris (1901-1910), menikah dgn Alexandra dari Denmark (1844-1925)
48. GEORGE V, Raja inggris (1910-1936), menikah dgn Mary of Teck (1867-1953)
49. GEORGE VI, Raja Inggris (1936-1952), menikah dgn Lady Elizabeth Bowes-Lyon (1900-2001)
50. ELIZABETH II, Ratu Inggris sejak 1952, menikah dgn Phillip, Duke of Edinburg, lahir tahun 1921
Dari ilustrasi silsilah di atas, timbul perdebatan dengan keberadaan atau status dari Putri Zaida (no. 19). Beberapa ahli genealogi menganggap dia bukan putri Emir Seville, tetapi menantunya. Namun ada juga yang beranggapan sebaliknya, yang membuktikan bahwa Zaida adalah putri dari Muhammad II bin Abbad al Mutamid al Allah. Muhammad II adalah Emir Seville, yang membangun kota Seville sebagai pusat kebudayaan Islam Spanyol. Zaida berpindah keyakinan pada awal keruntuhan dinasti Ummayah di Spanyol, sehingga anak keturunannya memiliki keyakinan yang berbeda dengan nenek moyang mereka dari Arab. Saat itu ada gelombang pemaksaan untuk mengembalikan negeri Spanyol seperti aslinya, jaman sebelum Islam masuk ke sana.
Alfonsi VI memiiliki 5 istri dan beberapa selir. Diantara selir itu adalah Zaida yang berganti nama menjadi Elizabeth. Bukti-bukti kuat selalu ditampilkan untuk mendukung status Zaida sebagai anak Emir Seville.
Di pusara makam Zaida di Sahagun, tertulis "H.R. Regina Elisabeth, uxor Regis Adefonsi, filia Benabet Regis Sevillae, quae prius Zayda, fuit vocata". Dalam bahasa Inggris " Di sini beristirahat Ratu Elizabeth, istri Raja Alfonso, putri Aben-abeth, raja Seville, sebelumnya bernama Zayda”
Kata “Fuit uocitata” sebenarnya fuit vocitata (aksara 'u' biasanya dilafalkan sebagai 'v'). Artinya kira-kira “biasanya disebut” atau “sering dipanggil” Elizabeth. Zaida wafat ketika sedang melahirkan anak, tanggal 12 September 1099, sekitar 910 tahun silam. ‘Benabet’ dalam pusara makam Zaida artinya bin Abbad, nama keluarga ayahnya Zaida, bin Abbad atau dinasti Abbadiyah (Abbadids).
Hingga kini status Zaida terus dipertanyakan oleh para sejarah dan genealogi, apakah dia benar-benar putri Emir Seville atau menantunya. (http://globalmoneymedia.blogspot.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ilmu Genealogy itu menarik, ya. ^^
BalasHapusMENAMBAH ILMU PENGETAHUAN SAYA,
BalasHapusAssalamualaikum ka, itu kok dinasti abbadiyah yah? Bukannya yang brnar dinasti abbasyiah dari keturuan abbas ash shaffah, hanya sekedar mengoreksi
BalasHapusKlo abbasiyah itu kekhilafahan baghdad sedangkan abbadiyah itu muluk ath-thawaif(masa perpecahan di bani umayah spanyol
HapusKlau zaida seorang wanita putra dari ayahnya sekalipun bukan menantu...ketika menikah dg bukai sayyid...akan hilang sayyidnya....
BalasHapus