Oleh: Irman Musafir Sufi
Selama hampir sebulan saya mencoba belajar photografi melalui artikel majalah camera digital maupun dari teman, dua orang teman saya selalu membantu saya saat ini adalah Kang Hendra, beliau adalah teman semasa kuliah dan di perkumpulan Mitra Sunda Jember, beliau menekuni photografi sejak lama, terutama saat bekerja di Australia, hasil jepretannya bagus banget kebetulan di Australia juga banyak view yag menakjubkan. Selain itu temen kos saya Panda Ramadhan (Bayu), dia pernah menjadi juara pertama lomba photo Nutricia, hasil jepretan dia juga lumayan jago. Sebenarnya ada satu lagi kawan yang membantu saya yaitu temen semasa SMA Kang Emang Gunawan, namun karena jarak dan kesibukan, komunikasi seringnya melalui facebook.
Kang Hendra memberi saya saran kritis, menurut dia kalau mau belajar jadi photographer jangan sekali-sekali mengedit photo, jika itu dilakukan maka kamu bukanlah photographer tetapi editor. Hmmm mungkin benar juga, meskipun saya sudah mulai mempelajari photoshop CS3 tetapi prinsip itu akan saya pegang selama belajar, tidak akan mengedit photo.
Supaya memahami dengan benar saya juga usahakan untuk selalu mengatur setingan secara manual (maklum belajar), meskipun terkadang perlu waktu cukup lama dalam penentuan eksposur (bukan expose syur), minimal saya bisa faham secara langsung mengenai teknik photografi. Kalo baca-baca artikel kesannya sangat mudah banget dipelajari, seperti Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, menerangkan konsep eskposur secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.
Ketiga elemen tersebut adalah:
▪ ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
▪ Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
▪ Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka
Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya. Secara sederhana bisa diumpamakan seperti halnya sebuah keran air. Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran, aperture adalah seberapa lebar kita membuka keran dan ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM, dan air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera.
Saya mulai mencoba mempraktekkan beberapa teknik pemotretan disekitar rumah saya, diantaranya membuat latar yang blur, dan membekukan gerakan, Untuk latar belakang yang blur sudah lumayan saya bisa faham, intinya bukaan sempit akan menghasilkan latar yang lebih blur, saya coba photo anak saya dengan menegaskan wajah dan memblurkan latar (saking tegasnya sampe ingusnya kelihatan, maklum lagi pilek he he he), selain itu saya coba juga kepada kura-kura saya dan kupu-kupu dibelakang rumah. Untuk membekukan gerakan saya mencoba memotret capung dan lalat namun sayangnya saya ada kendala dengan lensa yang kurang maksimal serta hewan yang susah didekati (kabur melulu), akhirnya istri saya memberi solusi melalui cucuran air dari keran PDAM ke ember, meskipun saya bingung dengan temanya tetapi minimal saya sudah memahami konsep membekukan gerakan dengan mempercepat shutter. Mudah-mudahan nantinya teknik lainnya bisa saya praktekkan satu persatu. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar