Oleh: Irman Musafir Sufi
Meski sering ke Pekanbaru saya jarang sekali jalan-jalan di kota Pekanbaru, kebetulan cabang perusahaan adanya sekitar 4 jam dari pekanbaru yaitu daerah Duri, pada saat saya bekerja di sebuah airlines sebelumnya saya juga sering ke kota pekanbaru dalam rangka tugas namun memang jarang ada kesempatan untuk jalan-jalan dengan leluasa selain menikmati kulinernya di malam hari. Kebetulan beberapa bulan lalu saya diminta untuk mengadakan meeting dengan pimpinan perusahaan client sekaligus memintanya untuk menandatangani kontrak, karena asumsi meeting akan dilakukan minimal 1-2 jam belum termasuk makan siang maka saya atur flight pagi dan kembali sore hari, ternyata meeting yang dijadwalkan lama selesai dalam waktu yang singkat lengkap dengan tandatangan kontrak (terimakasih pada sekretarisnya yang membantu mempercepat proses), sebenarnya flight bisa saya atur lebih cepat tapi karena saya ingin beli beberapa buku saya kemudian mampir di Gramedia, selepas itu saya numpang di masjid Ar Rahman Pekanbaru.
Alhamdulillah sebagai pengagum arsitektur islam khususnya masjid, saya cukup kagum dengan arsitekturnya, keindahan detail masjid membawa saya ke abad 12-14 di spanyol, dimana Alhambra dengan ukirannya yang indah memukau diri saya. Yang paling menarik buat saya adalah detail ornament di lorong masjid yang indah serta bentuk mihrab yang sangat megah, sayangnya saya hanya memotret dengan iphone yang resolusinya rendah. Tapi Alhamdulillah semuanya terabadikan meski sederhana.
Letak Masjid ini sangat strategis yaitu di jantung kota Pekanbaru, hanya beberapa meter dari simpang jalan Jend. Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai, awalnya masjid ini hanyalah masjid tua dengan konstruksi kayu, didirikan dari tanah wakaf Sastro Prawiro sekitar 1930 hingga 1935 dengan luas kira-kira 8x8 m2. namun kemudian dirombak oleh pemerintah pada tahun 2004 dengan biaya APBD menjadi masjid mungil dengan desain yang sangat apik, konon masjid ini adalah masjid terindah sesudah masjid Annur dan Mesjid Raya Pekanbaru. Luas lahan sekitar 4.700 meter.
Disaat dzuhur masjid ini sangat ramai dan adem untuk tempat mengaso sebentar, Alhamdulillah saya agak lama disana sekalian berdzikir dan ngobrol dengan tukang obat tradisional islam mengenai bisnisnya sampai ashar tiba, selesai sholat ashar saya berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Semoga masjid Arrahman ini memberi semangat masyarakat kota Pekanbaru untuk selalu beribadah dengan istiqomah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar