Senin, 28 November 2011

CERPEN : SERPIHAN CINTA (TAMAT)


Oleh: Fira Rafi
Sepertinya hari ini cukup santai,tamu-tamu ku telah datang tadi pagi,on line dulu aah….sudah lama juga nih ga buka Facebook.Apakabarnya dunia maya yaa….upst,ternyata banyak juga yang ngeadd aku,coba kuperiksa….hmm,kalo lihat namanya saja sih nggak kenal,ada Chimutz ChayangKu,Belashop online,AbiNa Rhadit,dan masih banyak yang lainnya tapi lagi males buka profilenya sudahlah nanti saja aku confirm mereka,sekarang aku cuma mau lihat status teman-temanku saja.Naah…nih dia statusnya Alda,seru nih banyak yang comment,aku kasih comment juga ah.     
Selintas aku baca commentnya Alda,”heeyy,Rafiiiii…..awaaaas  yaaa,….”
Rafi??!! Ya Allah…nama itu,benarkah dia?!!maksudnya Rafiku,…Rafiku yang lama hilang ada di Facebook?Tapi memang ga heran sih Alda kan temen sekelasnya Rafi juga,tapi siapa yang Alda maksud? Eh..bentar-bentar kayanya aku tadi baca nama ini deh, Abu Muslim Aljannah …jangan-jangan ini adalah Rafi.Sejurus kemudian aku kembali ke profile dan aku buka Friend Requestsku,olala….ternyata benar ada nama itu,duuuh senangnya hatiku walau belum jelas apakah betul dia Rafi atau bukan,karena profile picturenya anak kecil,tapi aku punya keyakinan besar bahwa itu adalah Rafi.Akhirnya kubuka profilenya…tebakanku tidak meleset sama sekali dia benar-benar Rafi,Rafiku..tanpa pikir panjang aku confirm dia.

Berhubung sudah waktunya untuk memasak maka aku hentikan on lineku,dan kembali ke pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga,yaa meski statusku kini ibu RT  namun masih tetep mau ‘eksis’ secara aku juga belum tua-tua amatlah,buktinya teman-temanku juga sama masih pada suka ‘narsis’ abis.Cuma waktu saja yang membedakannya,on lineku hanya disaat  waktu luang,itu pun sebentar-sebentar saja tak bisa berlama-lama,bisa kacau urusannya nanti yang ada ‘PR’ kita terbengkalai.
Tapi ada hal yang menarik setelah tahu bahwa Rafi kini menjadi ‘temanku’ ada rasa ingin tahu yang besar di hatiku,tentang kabarnya,kegiatannya,tapi aku tidak berani untuk berinteraksi langsung dengan dia karena aku belum tahu sikapnya terhadapku seperti apa.Jadi bulan-bulan pertama pertemanan ini kita biasa-biasa saja,aku tak pernah ngelike ataupun comment di statusnya begitupun Rafi sebaliknya.
Hingga pada suatu waktu,seperti biasa setelah aku bikin status,aku langsung off line.Maklumlah on linenya sambil ngurus tamu juga,jadi yaa curi-curi waktu gitu deh.Setelah ada waktu aku on line lagi,dan sungguh di luar dugaanku,tiba-tiba Rafi mengomentari statusku…iiih kejutan.
Dia tulis,”semoga Allah selalu merahmatimu dan keluargamu”

Apa yang harus aku bilang ya,yang jelas aku terharu,bahagia seolah-olah bila di dunia nyata seperti kedatangan tamu yang lama dinanti tiba-tiba muncul di hadapan,terbayang kan rasanya,nah mungkin seperti itulah yang  aku rasa saat itu.
Tapi aku harus menahan diri nih,meskipun aku senang sekali,tapi ga boleh ketahuan status kita udah beda sekarang,jadi aku hanya tulis seperti ini, “Aamiin,makasih yaa Pak Rafii…”
Alhamdulillah sudah ada komunikasi diantara kita meski hanya potongan-potongan kalimat saja,namun sudah sangat berarti bagiku.Dan setelah itu,Rafi jadi agak sering komentari statusku,sehingga muncullah keberanianku untuk mengomentari statusnya lagian masa sih harus pura-pura ‘cuek’ kita kan teman.
Suatu ketika status Rafi agak aneh,kenapa aku bilang aneh karena biasanya status Rafi tentang Ayat-ayat,tentang hadist,kata-kata bijak,tapi hari ini lain..dia menulis “batuk n mual” Ya Allah…Rafi sakit,maka aku pun langsung mengomentari statusnya, “Semoga cepat sembuh” sangat datar,padahal sebenarnya aku ingin bertanya,”Fi..kamu sakit ya? Sakit apa,udah makan obat belum,Fi?...hallooo…Fira,Rafi siapa kamu?!baiklah….aku tahan keinginanku untuk bertanya seperti itu jadi yang muncul hanya kata-kata wajar.Beberapa saat kemudian aku melihat ada 1 pesan di inboxku,coba ku lihat….ooh…Rafi mengirimiku sebuah pesan,benarkah ini….aku tak percaya?

Aku baca pesannya,”Hai Fir,apa kabar?Tinggal dimana sekarang?Boleh minta nomor handphone nggak?” Senangnya….baca pesan Rafi,aku ingat dulu ketika mendapat surat dari Rafi aku pengen melompat-lompat  saking girangnya,sekarang ga mungkin karena faktor ‘U’ dan berat badanku telah berubah tak langsing seperti dulu,makanya aku hanya bisa senyam senyum saja membacanya,namun rasanya sama seperti dulu, ko bisa ya,aneh…
Lagi-lagi aku jawab kepanjangan orang Rafi cuma nanya gitu doang,aku jawab panjang lebar, “Hai Rafi,kabar baik..Rafi sendiri gimana baik kan Fi,duh seneng deh bisa ketemu Rafi lagi,lama ga ketemu ya Fi…” aku berhenti sesaat aku baca ulang ah nggak jadi aku hapus jawaban tadi lalu aku rubah dengan kata-kata,yang singkat,padat dan jelas,”kabar Fira baik Fi,masih di Cianjur,boleh nih no Hpku” lalu aku tuliskan angka-angka itu….ya ini jauh lebih baik,daripada yang tadi,entah kenapa ya jika berhadapan dengan Rafi,aku selalu hampir tak bisa menahan perasaanku,baik senang atau sedih selalu meluap-luap,tak bisa menyembunyikannya,(dan ini akan jadi boomerang nanti di ahir)…..setelah aku rasa cukup lalu aku kirimkan pesan itu.
Ada rasa yang aneh akhir-akhir ini aku jadi sering kepikiran sama Rafi, membuatku jadi ingin bertemu.. maksudnya bertemu di FB,aku tidak pernah berharap lebih karena hanya itu yang bisa dilakukan.Dan sekarang komunikasi kita jauh lebih ‘mendingan’ .Jadi sebisa mungkin aku selalu menyempatkan diri untuk on line,sungguh aneh rasaku ini…hanya melihat statusnya lewat saja sudah ‘happy’,apalagi ketemu langsung kali yaa..
Beberapa hari lagi aku akan berulang tahun, dan sudah pasti teman-temanku akan mengucapkan selamat kepadaku,tapi ulang tahun kali ini akan berbeda karena sudah ada Rafi,entah kenapa aku sangat berharap ultahku kali ini dia ucapkan sesuatu.
Hari itu masih pagi, sambil masak di dapur aku on line lewat Hpku,ternyata sudah banyak juga yang ngucapin ultah,aku bersyukur memiliki teman-teman yang peduli,tapi kemana dia ko belum muncul ya,aku off lagi berharap semoga siang nanti dia muncul. Kembali beraktifitas,kebetulan tamuku pagi ini lumayan banyak juga,tanpa terasa matahari sudah hampir di atas kepala,waktunya istirahat sejenak,setelah sholat dan makan siang aku berniat membuka facebookku,baru saja mau on line tamuku sudah datang lagi,yaa nggak jadi deh...kenapa hatiku jadi dag dig dug gini yaa…berulang kali aku tarik napas,tapi ko belum hilang ada apa nih?

Sebentar lagi Maghrib tiba, Alhamdulillah beres juga pekerjaanku…buru-buru aku buka FB penasaran soalnya belum ada ucapan dari Rafi,iih aku ko GR banget ya, gimana kalo dia nggak ngucapin,tapi aku yakin ko dia pasti ngucapin,hatiku mengatakan ‘sesuatu’…
Aku benar-benar speechless, ketika di hadapanku tertulis,”Fier,I’ve just remember that you ever  filled my simple day,and these day  are the best thing I ever  had,and now I really want you to know that I’m glad to know you,Happy Birthday”
Bahagia rasanya saat itu, seperti melayang di udara ternyata Rafi masih mengingatku sebagai ‘seseorang’ di dalam hidupnya,dari kesekian banyak ucapan-ucapan itu inilah yang aku tunggu-tunggu,berarti  feelingku masih kuat.
Alhamdulillah, ibarat handphone yang baru dicharge…aku seperti punya semangat baru, pokoknya tidak ada rasa selain bahagia.Setiap ada kesempatan aku selalu buka FBku,berharap dia ada…dan benar dia rajin juga onlinenya,entah kenapa ya aku merasa sangat dekat kembali dengan Rafi,jadi ketika aku mengomentari statusnya pun aku merasa comfort,jujur  aku rajin bahkan semua statusnya aku komentari  dan Rafi pun menjawab semua dengan suka cita,terlihat dari kata-katanya aku dapat menangkap itu.
Beberapa hari ini aku benar-benar sibuk tak sempat online, apakabarnya Rafi ya? Lalu aku buka FBku belum sempat aku menulis status, lho ternyata ada pesan masuk,siapa nih? Langsung saja aku buka inbox,eh ternyata Rafi…tapi apa ini,ko gini sih…”Maaf” itu adalah kata yang pertama Rafi tulis,setelah itu dia tuliskan,”Fir,maaf jika status-statusku mengganggumu,jujur saja akhir2 ini saya jadi ingat Fira terus,seolah-olah perasaan yang  lama tersimpan di dasar hati kini muncul kembali,dan muncul pertanyaan dimasa lalu yang ingin saya utarakan,namun saya menyadari sekarang bukan waktu yang tepat dan tidak pantas untuk dipertanyakan,sekali lagi saya mohon maaf semoga tidak merusak tali silaturahmi yang telah terjalin.”
Lama aku tertegun, melihat tulisan itu,kenapa jadi begini…sebenarnya apa yang terjadi,aku tak mengerti,statusnya yang mana? Tiba-tiba airmataku berlinang…
Aku masih berada di ruangan ini tiba-tiba si bungsu masuk dan terheran-heran melihat mamanya menangis.
“Mama kenapa Ma….ko nangis?dia menghampiriku.
“Nggak apa-apa ko sayang,ini mama lagi baca kisah sedih di FB,udah sana gih maen lagi….”
Aku bingung  membalas pesannya,harus bagaimana….aku belum sampaikan maksudku,ya.. aku berjanji terhadap  diriku sendiri jika suatu saat nanti bertemu Rafi aku akan menyampaikan maaf  atas semua kehilafanku di masa lalu,dulu aku meninggalkannya begitu saja,tanpa alasan..karena keadaan yang mengharuskanku pergi,tapi gimana nih….belum tersampaikan Rafi sudah berlalu,akhirnya dengan berderai air mata aku balas pesannya itu.
“Rafi,Fira nggak merasa terganggu sedikit pun dengan statusmu,justru Fira juga merasakan apa yang Rafi rasakan,sangat manusiawi dan wajar Fi,jika banyak sekali pertanyaan di masa lalu yang belum terungkap,Insya Allah nanti jika waktunya tepat Fira akan jelaskan,jadi jangan berubah ya Fi,jangan sungkan gitu sama Fira,tetaplah menjadi Rafi yang kukenal,tetaplah menjadi sahabat terbaikku,Fi.Aku tak mau kehilanganmu lagi,Rafi…
Hanya Itu jawaban yang mampu kuberikan kepadanya,mudah-mudahan Rafi mengerti…aku benar-benar sedih,dan aku tuangkan lewat statusku,PENGEN NANGIS padahal aku lagi nangis kemudian aku tulis lagi I DON’T  WANNA LOOSE YOU,sungguh aku sedih menangis tersedu-sedu,rasa takut kehilangan itu tiba-tiba menghantuiku,rasanya seperti saat pertama aku kehilangan Rafi,sejarah berulang pikirku…namun seketika Rafi mengomentari statusku dia tuliskan,”and I don’t ever say goodbye…”sangat menyejukkan hatiku,dan aku merasa tenang.
Secara bersamaan muncul juga status dari Rafi,”Sorry for everything I said,sorry for stupid message,sorry making you mad,I’ll make it up to you,in every change I get..” ooh berarti pesanku sudah dibacanya,dan aku pun segera mengomentari  statusnya agar Rafi juga tenang,”Never mind,forget it.. ok J
Alhamdulillah,lega rasanya semoga kedepan tak terjadi lagi,dan aku berharap hubunganku dengan Rafi akan selalu baik-baik saja tanpa masalah apapun.
Lagi-lagi kendala menghampiriku,selain kesibukanku ,jaringan internetku akhir-akhir ini bermasalah,belum lagi HPku kurang mendukung…haduh bagaimana ini,bisa berantakan kalo gini caranya.Dan benar saja apa yang kubayangkan terjadi,status-status Rafi jadi merana,….ooh jadi benar ? Apa  yang kurasa saat ini Rafi juga rasakan,mungkin bagi kebanyakan orang Facebook adalah dunia maya yang semu namun tidak bagiku,FB terasa begitu nyata meski hanya berupa tulisan-tulisan saja namun telah mewakili jiwa dan perasaan,mungkin karena aku berhadapan dengan seseorang yang selama ini dicari,dengan hadirnya dia di FB,sangat begitu nyata dan dekat,meski tak berwujud.
Seperti sebuah misteri yang tak bisa dipecahkan,perasaanku tak menentu,aku merasa lunglai,langkahku gontai,tak bersemangat ,ada apa di FB ya,entah perasaan apa ini sepertinya Rafi alami juga hal yang sama denganku,dia tuangkan kegelisahan hatinya melalui puisi-puisinya,dan aku tahu itu pasti ada hubungannya denganku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah pesan kepadanya,”Fi,mungkin sekarang waktu yang tepat,kamu boleh bertanya apapun tentang kita di masa lalu,insya allah semua akan aku jawab,supaya kamu tenang kembali..” Seperti itulah kata-kata yang aku sampaikan padanya.
Lama aku pandangi HPku,duh jaringannya lemot banget apa karena lagi dalam kendaraan ya,saat ini aku dan keluargaku sedang dalam perjalanan,saking tegangnya karena menunggu dengan harap-harap cemas, aku mabuk padahal biasanya tak pernah terjadi,kami pun berhenti sejenak.
“Maenin HP terus sih,jadi kepalanya puyeng tuh…”kata suamiku  sambil mengurut keningku dan mengoleskan Aromatherapy di perutku.
Aku hanya diam tak berani menjawab karena tahu kesalahanku,”Sini duduknya di depan aja sama Ade,biar tangannya megangin Ade jadi ga maen HP..”kata dia sambil senyum dan aku pun menurut saja.
Dalam hati aku bergumam,aaah jadi ga bisa on line dong….(duuh Fira…Firaa…kamu nakal!)
Alhamdulillah perjalanan kami selamat sampai tujuan,tiba di sana  aku sibuk dengan persiapan pernikahan saudaraku,yang akan berlangsung besok,setelah mencoba pakaianku aku pamit tidur duluan karena kondisi kurang fit,jadi aku tiduran saja di kamar dan tentu saja kesempatan ini aku gunakan untuk membuka FBku,deg deg deg deg….jantungku bernada cepat,apa yang akan terjadi?
Rafi telah membalas pesanku,kubaca dengan hati-hati,aku tak ingin melewatkan satu kata pun,setelah kubaca ternyata Rafi mempertanyakan tentang status hubungan kita di masa lalu,dia juga bilang bahwa aku adalah wanita ideal yang diidam-idamkan olehnya,dan terakhir yang dia ingat dari hubungan kita adalah diujung ada kekecewaan,yang hingga detik ini seperti tertutup kabut kelam dan tak pernah terungkap.
Tanpa terasa air mataku luruh lagi mengenang kisah cinta 17 tahun yang silam,penantian panjang…dan kini Rafi hadir dihadapanku,cinta yang hilang…bahagia,ya aku sangat bahagia bagaimana tidak lama aku menunggu untuk dapat dipertemukan kembali dengannya,dan kini doaku terkabulkan,meski berjumpa lewat kata-kata saja,aku tetap mensyukurinya,kalau bukan karena Allah yang mengijinkan tentulah pertemuan ini takkan terjadi,namun dibalik bahagia itu ada duka,karena kini kita telah berbeda,kita dipisahkan oleh takdir dan dipertemukan kembali dalam kondisi yang berbeda,Rafi telah memiliki keluarga bahagia dan aku pun sama,hmmm…baiklah Rafi aku akan ceritakan semua rahasia dimasa lalu,sambil berurai air mata malam itu aku tuliskan kisahku padanya,perasaanku kembali kemasa lalu…
Malam itu nyaris tak memejamkan mata,kerjaanku hanya menunggu inbox darinya,kenapa ya Rafi ko ga balas,mungkin dia lagi off.Karena tak bisa tidur,akhirnya aku online sepanjang malam, Alhamdulillah yaa aman online di HP,ga disibukkan dengan chat sana sini.
Hati tak bisa dibohongi,saat ini yang kurasa adalah kesedihan yang mendalam,maka muncullah status-statusku bernada sedih, “17 tahun bukanlah waktu yang singkat tuk menyimpan sebuah kisah,tentang  perasaan,cinta dan air mata”kemudian aku tuangkan dukaku lewat sebuah syair lagu,”Ketika Cinta Bertasbih”karena lagu itu sangat mewakili perasaanku.
Masya Allah udah hampir Subuh,aku segera bergegas mandi dan bersiap-siap,ternyata saudara-saudaraku pun melakukan hal yang sama,jadi ramailah Subuh itu.
Hari ini seharian aku akan sibuk,supaya Rafi tidak khawatir maka aku bikin status, “Maaf yaa,hari ini saya onlinenya ga lama,abis sibuk..eit jangan sedih,setelah semua beres nanti  saya akan kembali lagi..”sebenarnya ini adalah status buat Rafi,karena aku yakin nanti Rafi membacanya.
Selama acara berlangsung aku masih kepikiran, tentang balasan dari Rafi sebenarnya sudah tak sabar  tuk segera membacanya.Tapi mana mungkin bisa buka FB,yaa….bersabarlah,hanya saja kenapa hati ini ko resah…
Benar saja aku tak sempat online lagi, hingga waktunya kembali ke rumah.Besok saja aku buka FBku,semoga sudah ada jawaban dari Rafi,dan sungguh diluar dugaanku ternyata Rafi tak membalas pesanku,yang muncul malah statusnya yang sangat dalam dan menyentuh perasaanku,ah apa yang terjadi ini,bukannya aku sudah cerita,tapi kenapa masih begini?
Benar…bukan hanya aku saja,yang merasakan hal  ini,ternyata Rafi juga….kini ku tahu bahwa masih ada simpul yang sangat halus dan masih terpatri di hati kita,meski nyaris tak terlihat namun masih dapat dirasa.
Apa yang harus kulakukan,…beberapa hari aku sempat bingung,akhirnya sampailah pada keputusanku,kenapa aku ga sms dia aja ya,biar lebih jelas..kalau ga salah,di profilenya kan ada nomor Handphonenya.
Bismillaahirrohmaanirrohiim,klik aku kirimkan sms pertamaku untuk Rafi,tapi sengaja aku ga kasih tau dia,setelah beberapa sms dia kebingungan barulah aku tunjukkan bahwa aku Fira,aku ingin memberi kejutan pada dia .
Seolah ga percaya Rafi balik bertanya padaku untuk memastikan bahwa benar ini adalah aku,dan aku jawab ya… ini Fira,…dan dia pun senang .
Akhirnya komunikasi kami terjalin lagi dan bahkan lebih baik,aku telah terbiasa untuk sekedar menyapanya di pagi hari,bertanya tentang kabarnya,hingga disadari atau tidak muncullah percikan-percikan rasa yang terpendam itu ke permukaan.
“Hadirmu mewarnai hari-hariku”,itulah statusku hari ini,tuk mengungkapkan perasaanku  setelah kehadiran Rafi lagi,aku merasakan kembali  semangatku,kreatifitasku,ide-ideku tiba-tiba mengalir begitu saja,telah banyak puisi yang tercipta,semua karena dia yaa Rafi memang inspirasiku.  
Kepercayaan diriku hadir kembali,kujalani hari dengan penuh semangat,ternyata Rafi benar-benar memberiku energy positif,dan selama itu pula mengalirlah kebahagiaan,Rafi paling bisa membuatku tersipu-sipu selain kata-katanya yang manis ada satu lagi yang buatku bahagia ketika Rafi memanggilku My Babe dan aku pun punya panggilan khusus untuknya My Man dan Pujangga Cintaku.
Tak perlu aku ceritakan bagaimana bahagianya hatiku,namun justru dari sinilah awal kisah pilu akan segera dimulai.
Sudah lama tak pernah chat,hari ini online di laptopku,hei…ga salah nih ko ada namanya di friend requestsku,wah..wah..dia bikin akun FB juga rupanya,tumben nih..apa dia jealous lihat aku kerjaannya maen HP terus,duh jangan-jangan…
Aku coba menyapa beberapa sahabatku,namun ada yang aneh dari sikap mereka ini kenapa sepertinya enggan,dan aku menangkap ada kata-kata yang mengenai hatiku tentang kedekatanku dengan Rafi.
Tertegun sejenak,aku diam,merenung…aku tahu aku telah lepas kendali, mungkin mereka membaca komentar-komentarku di statusnya Rafi,sehingga mereka menarik kesimpulan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara kita,(padahal di kehidupan nyata tak terjadi apa-apa,jangankan bertemu,mendengar suaranya saja tak pernah)…apa yang harus kulakukan?
Sedih kurasakan,padahal saat ini kita sedang bahagia,setiap hari hanya tawa dan canda saja yang tercipta,meski pertemuan kita hanya lewat tulisan,tapi sangat mengobati  kerinduanku ....
Benar-benar dilematis,aku ga mau kehilangan Rafi lagi,dan tak ingin jalinan silaturahim ini terlepas lagi,aku bingung..  Aku tahu mungkin untuk sebagian orang akan menganggap salah apa yang telah kita lakukan saat ini,dan aku pun sadari itu,tapi disisi lain aku tak bisa menolak rasa yang ada.
Sungguh berat yang akan aku lakukan ini,entah untuk kesekian kalinya air mataku tumpah lagi,aku harus kasih tau Rafi bahwa suamiku ada di FB juga,aku takut,cemas,.. alhamdulillah Rafi adalah Rafi yang soleh dimataku, dia sangat pengertian sekali,dan itu semua menambah pilu apalagi kata-kata dia yang terakhir,”Rafi doakan semoga Fira dan keluarga mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.Dan aku pun membalas dengan doa yang sama,setelah itu pecahlah tangisku…”Ya Allaah,lagi-lagi aku diuji kesabaran..kenapa bahagia itu selalu tak berpihak pada kami?Baru saja aku menemukan Rafi dan merasa bahagia sekarang harus berpisah lagi,sungguh iman hamba lemah dan rapuh..
Satu lagi pengaruh positif yang kurasa,aku jadi sering bangun malam…bukan berarti sebelumnya tak pernah,namun setelah kejadian itu,aku sering menangis mengadu pada sang pemilik hati.
Ada rasa yang lain saat ku buka FBku,semangatku hilang…sepertinya Rafi pun merasakan hal yang sama,dia merubah namanya menjadi Jiwa Menangis,yaa…aku mengerti… aku hanya memandangi  statusnya ,aku hanya termangu melihat status-statusnya yang sedih dan pilu sungguh menyayat hatiku,hanya saja aku sudah tak punya keberanian lagi.
“Saat ini saya sedang belajar ihlas menerima ketentuanNya dan sabar dalam menjalankannya” statusku hari ini,aku benar-benar tak mampu,tak sanggup sebenarnya melihatnya disana seperti itu,hanya saja aku tak dapat berbuat apa-apa.Aku tahu dia bersedih,karena aku merasakan itu.
Puncak ketegangan terjadi ketika muncul status Rafi,dia ingin menghapus akunnya…??!!Aku baca komentar dari teman-temannya mereka pun kecewa.Badanku gemetar,lemas tak berdaya,”Rafi tolong jangan lakukan!” dalam hati aku berteriak,karena aku tahu semua ini berhubungan erat denganku.
Aku beranikan diri tuk mengirimkan sebuah pesan semoga masih ada waktu harapku,
“Assalamualaikum,
Rafi,jujur Fira juga ga sanggup menghadapi semua ini,tapi ga usah mundur gitu Fi, jangan gitu..Masih banyak yang memerlukanmu Fi…Jika hal ini benar terjadi,maka Fira akan merasa sangat bersalah
Wassalam”
Menunggu esok tiba seperti menunggu bom waktu saja bagiku,aku sangat cemas..
Pagi ini seperti yang Rafi tulis di statusnya ia akan hengkang dari dunia maya,hmm…..kenapa kamu berbuat seperti ini Fi..Kamu tega….
Aku buka FBku dan terkejut bukan main ternyata ada balasan dari Rafi,Alhamdulillah…
“Waalaikum salam ya ukhti,
Bukan karena Fira ko,memang sudah lama juga Rafi ingin keluar dari dunia maya Cuma masih bimbang karena tali silaturahim akan terputus,akhirnya Rafi punya konsep baru,sharing tentang ilmu dan dakwah,nanti Fira Rafi add juga.”
Alhamdulillah,terima kasih Ya Allah…kau dengar doaku,dan setelah aku baca inboxnya itu aku kemudian membuka friend requestsku,ternyata ada satu nama ‘Islamic Learner Sharing’ pasti ini akun Rafi yang baru,kemudian langsung aku confirm.Ternyata benar dia adalah Rafi,ga lama muncul pesan darinya.
“Makasih ya Fir,udah diconfirm kalo mau kontak masih bisa ko,lewat inbox ..”
Alhamdulillaah….segala puji bagimu Ya Rabb,ternyata aku tak kehilangan dia lagi,maka aku jawab pesannya itu,dengan gaya ‘so imut’ku untuk Rafi..
“Haaaiiii,Rafiiiii…..long time no see…I miss youuu,upst aku delete “I miss you” nya dan dirubah menjadi how are youuuuu….” Klik aku send…
Ternyata Rafi sedang online juga dan muncul jawaban dari Rafi,
“I’m fine..meni heboh gitu si ibu” kata-kata Rafi sangat menghiburku.
“Abis Fira seneeeng banget bisa ketemu Rafi lagi,tadinya Fira sediih  Fii,…lagi-lagi aku delete kata-kata itu entah kenapa ada rasa canggung kali ini lain dengan biasanya,maka yang aku kirim ke Rafi adalah kata-kata ini,
“Maklum udah bawaan Fi…” hanya itu..
Dan Rafi pun menjawab dengan singkat, “lagi hamil?”
Aku tersenyum membacanya,seperti orang yang baru kenalan saja gaya bicara kita padahal sebelum kejadian itu bahasa kita sudah akrab sekali,dan aku suka…tapi ga apa-apa aku tetap bersyukur yang penting Rafi tak menghilang,Alhamdulillah…
Ingin bertemu dengan Rafi sekarang agak susah karena Rafi jarang online,jarang bikin status lagi.Aku merasa kesepian..hingga tercipta sebuah puisi berjudul ‘Menghampiri Sepi’.
Hatiku masih belum pulih betul,semua rasa ini aku simpan sendiri sebenarnya aku ingin berbagi cerita melepas kegundahan di hatiku,tapi harus kepada orang yang tepat…siapa ya?
Suatu ketika Hera sahabatku ,berkirim sms yang isinya mengajak kerjasama  denganku dan aku pun tertarik,sampai akhirnya kita janjian untuk bertemu…
Aku mau kasih tau Rafi ah.. “Rafiii…ikut yuuuuk reunion bareng Hera…” aku mencoba mencairkan kebekuan diantara kita.
“Pengeen,tapi takut juga liat mata sayu,nanti saya goyah lagi,”begitu jawaban dari Rafi.
Aku hanya bisa senyum simpul,aku tau Rafi sedang menjaga hatinya dan aku juga berusaha untuk itu.
Tak mampu kusimpan galauku ini,aku ceritakan saja sama Hera,namun hanya garis besarnya saja, mudah-mudahan Rafi ga marah ya,kenapa sama Hera aku berani cerita karena dia tau,asal usul kenapa kisah ini terjadi.
Rafi sepertinya sudah punya feeling bahwa aku pasti akan cerita sama Hera,terbukti dia inbox aku dan bertanya tentang hal itu,maka aku pun cerita sama Rafi,…
Beberapa hari ini aku dan Rafi tak berkomunikasi sama sekali,meskipun aku online dia juga online,hatiku lagi tak menentu,ada getaran halus di hatiku entah apa…
Kejutan!!benar-benar kejutan ada inbox dari Rafi,
“Jangan kau diam lagi,ku tak sanggup menahan, Bicaralah kau sayang,jiwa ini tak tenang “ (Vidi Aldiano)
Tanpa pikir panjang aku langsung membalasnya,takkan aku delete lagi kali ini…
“Cinta jangan kau pergi,tinggalkan diriku sendiri,cinta jangan kau lari,apalah arti hidup ini,tanpa cinta dan kasih sayaang…”
Aah kenapa gundahku jadi hilang,kemana perginya resahku semua lenyap seketika,aku bahagia…!!!
Sepertinya malam ini tidurku akan pulas,tapi aku sudah pasang alarm biar nanti aku bisa bangun malam. Terima kasih Ya Allah,atas segalanya…
Pagi-pagi aku sudah buka FBku,aah..ga ada yang menarik,eh siapa ini ko ada nama Rafi,Rafi siapa ini??! Ya Allaah,Rafiiii……dia bikin akun baru lagi ternyata,duuh senangnya….aku langsung confirm dia.Kali ini aku inbox dia,
“Rafiii…Fira seneng banget bisa ketemu lagi,kirain siapa nih,eh ternyata Rafiku.. J” aku benar-benar tak dapat menahan kegembiraanku,aku ingin Rafi tahu bahwa aku bahagia..
“Sementara waktu friendnya Cuma Fira doang” itu jawaban dari Rafi
Dengan nada girang aku jawab lagi, “asyiiiik,berarti sementara waktu special for me J”aku tak ingin menutupi rasa bahagia ini,biarkan Rafi tahu…
“It is always..” singkat namun sangat dalam kurasa jawaban dari Rafi kali ini.
Tak dapat kupungkiri kedatangan Rafi kali ini,kembali membuatku bahagia namun komunikasi kita masih agak canggung dan terbatas terutama Rafi,kalo aku telah berusaha untuk selalu mencairkan suasana biar ga tegang dan kaku.Namun tak apalah selalu aku syukuri,sekecil apapun perubahan itu..
Satu hari aku tak online karena sakit,dan Alhamdulillah Rafi sms aku dia bertanya ,
“Hai Fir,kemana ko ga online,jangan sakit dong please…”
Sungguh bagaikan obat mujarab kata-katanya itu,tiba-tiba aku merasa baikan dan bersemangat lagi,maka aku pun membalasnya,ternyata Rafi memberitahu bahwa dia membuat puisi…wah senangnya..dan aku katakan bahwa aku selalu menyukai puisi-puisinya.
Besoknya aku buka FBku,aku cari-cari puisi Rafi,ternyata aku tak menemukannya,akhirnya aku sms dia,dan dia berjanji akan memberikannya padaku,asyiiik…aku senang sekali.Tapi setelah aku baca ter nyata puisi Rafi tentang perpisahan,
“Sediiih,hiks…hiks…”
“Jangan nangis dong Fir,kalo Fira sedih Rafi juga ikut sedih..”
“Iyaa deeh…”
“Nah gitu dong,karena satu-satunya penyemangat Rafi di FB adalah Fira…”
Aku bahagia sekali ketika Rafi bilang bahwa dia rindu kepadaku,aah…ternyata perasaan kita sama.Alhamdulillah sekarang kita sudah akrab lagi,kita bisa becanda-canda lagi seperti waktu itu.Obrolan kita berlanjut setelah magrib,padahal biasanya aku jarang online magrib,kecuali kalo bikin status di HP.Kisah pilu yang kedua akan terjadi setelah ini,kenapa…jawabannya adalah ketika itu obrolan kita terhenti karena aku tak pamit padanya,seharusnya ini menjadi lucu karena apa,aku meninggalkan dia pertama karena aku sholat Isya terlebih dulu,salahku sih..kedua perutku sakit, jadi otomatis aku bolak balik ke belakang,jadi onlineku saat itu kacau balau.Laptopku tak aku matikan…
Konflik terjadi lagi,ternyata Rafi mengira aku tak berkenan menjawab  pertanyaan dia,kemudian dia bercerita tentang masa lalu,yang selalu membuatku haru…satu lagi yang membuatku menangis adalah
#Sedih yang mencekam,
 Kutaruh seberkas cintamu diatas hamparan hati yang terkoyak oleh memori,
 Kujadikan segala rasa sebagai serpihan rindu,
 Selalu tak bisa dibendung, aku masih disini menunggu waktu kau ada,
 Ku tak mampu menatap dunia yang tak kutemukan dirimu,
 Kuingin serpihan rindu ada di setiap detak jantungku sampai dalam waktuku beranjak mengenal hidup              yang digariskan,
 Jam yang berjalan akan tau kapan napas dan detak jantungku berhenti…
 Dalam kelemahan serpihan rindu masih mengikuti,dunia masih tetap memanggilmu melalui bintang               diatas walau kelam,
Aku masih berarti untuk memilih kesungguhan yang kumiliki,
Dan…kurela hanya untukmu,
Pengorbananku kutuang dalam ruang sepi yang kau ciptakan,
Kubuat kau tersenyum melewati hari-harimu,
kucari yang kau mau,
Semua kulakukan karna….Serpihan rindu telah melekat di hatiku,
Kusayang pada dirimu…#
Aku tertegun membacanya,luruh air mataku…aku tahu ini adalah tulisan Rafi,puisi ini curahan hatinya walau dia tulis ini adalah puisi hasil karya orang lain,aku sudah mengenal tulisannya.Malam ini benar-benar banjir air mata,aku menangis pilu…
Aku balas dengan untaian kata maaf,serta penyesalan yang amat dalam….aku merasa sangat bersalah….
Di penghujung malam aku terbangun,selepas sholat aku menangis mohon ampun pada Allah atas segala kehilafanku terhadap Rafi,di masa lalu…dan meminta agar hubunganku dengannya tetap baik.Esoknya Rafi langsung membalas pesanku dengan kata-kata yang menentramkanku,dia ingin memulai hari yang baru dan menemukan cintanya yang hilang.
 Hari-hari bahagia pun terulang lagi,namun layaknya sebuah sinetron selalu ada suka dan duka,kisahku pun seperti itu.
Saat ini keluarga kami akan pergi mengisi liburan akhir semester ,yang ada di pikiranku adalah bagaimana caranya agar aku bisa online terus,mengingat Hpku akhir-akhir ini error,mau bawa laptop malu juga,nanti suamiku curiga…”kenapa bawa laptop,ada tugas yaa…”pasti dia akan menggodaku seperti itu,ah aku mau minta beliin Hp baru aja...
“Paa…hp mama error mulu niiih,nanti disana beli yaaa,Papa baik deeh…tapi itu juga kalo punya uang,kalo ga punya mah yaa ga pa-pa deeh,mama tunggu,tapi jangan lama-lama yaa..”begitulah gayaku sambil ‘cengar cengir’ …suamiku bilang aku ini cerewet,manja dan kekanak-kanakan,dan dia tahu cara mengantisipasinya,sayangnya tanpa aku sadari gaya manjaku,cerewetku bahkan kekanak-kanakanku terbawa-bawa dan akhirnya akan sering muncul (nanti) di hadapan Rafi.
Selesai subuh aku buka laptopku,aku mau pamit dulu sama Rafi,soalnya takut nanti disana aku jarang online,nanti dia nyari…statusnya pasti akan sedih lagi.
Beberapa hari diawal liburanku aku masih bisa online,setelah itu sama sekali aku tak bisa online dan perasaanku sudah tak enak,ingin aku sms dia tapi aku terlalu sibuk dengan jadwal acara anak-anak,pergi berenang,nonton,mengunjungi tempat ini itulah,jalan-jalan ah pokoknya benar-benar padat hari-hariku.
Suatu hari,aku janjian sama Hera dia mau datang ke rumahku,dan dari Heralah aku tahu kalau status-statusnya Rafi agak aneh,aku sudah menduganya… Keresahanku kutuangkan dalam beberapa puisiku,selama aku tidak bisa online aku menulis puisi tentang perasaanku,kerinduanku,kesedihanku.
Alhamdulillah suamiku memang baik,akhirnya aku dibelikan sebuah HP baru,yess  berarti aku bisa online lagi,kalau dipikir-pikir pada saat itu aku bener-bener “gila online” karena ada ‘sesuatu’,maka tak salahlah kata- kata Geisha seperti ini ,
”sulit  kukira kehilangannya
  sakit terasa memikirkannya
  hancur warasku kau tlah berlalu
  tinggalkan aku begitu,
  rapuh hidupku,remuk jantungku”  

Ternyata benar apa yang dibilang Hera,aku buka profilenya dan membaca semua statusnya…apa yang harus kulakukan,haruskah ku pergi menjauh saja dari kehidupan Rafi,aku tak mau membuatnya terluka seperti ini,tapi jujur saja dihatiku masih belum siap tuk jauh darinya,aku bingung…
Setibanya kembali di rumah,aku memberanikan diri untuk menyapanya,mudah-mudahan dia ga marah, Alhamdulillah dia ga marah,malah sempet becanda dengan gaya khasnya dia,aku senang kalo dia seperti itu.Saat dia tertawa…bahkan kita saling mengungkapkan rindu,namun dibalik keakraban dan kedekatan itu,membuatku jadi serasa ‘memiliki’nya…sikapku yang  terlalu jujur dengan apa yang dirasa,tak bisa  menyembunyikan perasaan,aku cepet-cepet nanya kalo status dia agak aneh,saat itu Rafi dengan sabar membalasnya,tiba-tiba aku marah karena statusnya seperti untukku,lagi-lagi Rafi dengan sabar dan menerangkan padaku sehingga aku tenang kembali.Semua terjadi karena aku khawatir dan takut kehilangan Rafi lagi,berlebihan memang tapi semua terjadi begitu saja tanpa dibuat-buat,aku benar-benar larut,dan terbawa arus sehingga masuk kedalam pusaran rasa yang sangat sulit tuk ditepis.
Siang itu aku lagi duduk di ruang tamu seperti biasa HP dalam genggamanku,tiba-tiba suamiku menghampiriku dan meraih jemari tangan kananku dia pijat perlahan-lahan,kemudian dia meraih tangan kiriku,kualihkan HPku dengan cepat dan dia melakukan hal yang sama,”iiih,apa siiih..”kataku. “Kasian…tangannya pegel pengen istirahat..”  dia bilang seperti itu sambil senyum,aku tau itu adalah teguran halus dari suamiku,dia tak pernah melarang aku untuk melakukan apapun,karena dia percaya aku tahu mana yang baik dan mana yang tidak,ooh dear…you make me so guilty ,selama ini aku bukannya menutup mata dengan keadaan ini,tak ada sedikitpun kekurangan dalam diri suamiku,namun untuk berpisah dengan Rafi aku takkan sanggup,berkali-kali,aku mencoba tetap hasilnya sama….berulang kali memohon ampun kepada Allah,tetap tak berubah …mungkin aku belum benar-benar ihlas,hati ini masih berat…
#Tuhan,
   Bolehkah hamba mengadu
   Tentang segala rasa dihatiku
   Rindu yang selalu membelenggu
   Selalu tak terhalau waktu
   Rinduku tulus karenaMu
   Jika rinduku melebihi rindu kepadaMu,ampunkan hambamu
   Sungguh tak mampuku
   Tuhan,
   Bolehkah hamba bertanya
    Mengapa Kau titipkan rasa
    Selalu nyata adanya
    Tak pantas rasanya
    Nanar ku menatap
    Jika ku salah,ampunkan hamba
    Sungguh ku tak berdaya
    Tuhan ,
    Bolehkah hamba memilih
    Diantara rindunya hati
    Kepingan lara dan perih
    Tuk isi relung sunyi
    Namun tak dapat dipungkiri
    Terlalu sulit tuk memilih
    Karena hatiku takkan pernah bisa membenci
    Sungguh ku berjanji
    Tuhan ,
    Masih bolehkah hamba meminta
    Masih pantaskah ku memuja
    Diantara resah dan angan
    Kau tak pernah tinggalkan
    Kau beriku anugerah
    Meski syukurku tak layak
    Permohonanku tak pantas
    Namun pada siapa hati berharap
    Selain padaMu Sang Maha  Cinta#
Namun belakangan ini sepertinya Rafi sudah mulai enggan denganku,atau lebih tepatnya menjaga jarak denganku,mungkin tebakanku keliru.. hanya saja,aku dapat membedakan…apalagi status-statusnya seakan-akan dia hendak ‘pamit’,
Ingatlah dan ingatkan aku kelak
Tentang masa lalu yang jadi kenangan
Meskipun aku berlari menuju masa depan
Aku akan mengingatnya,setiap kali aku rindu
aku pahami itu,puisi-puisinya yang mengisyaratkan ‘sesuatu’ melalui bahasanya yang sederhana,santun,halus namun syarat akan makna serta ‘dalam’(aku pengagum berat puisi-puisinya yang lembut)
Tatkala menyusuri pantai
Buih-buih ombak menghapus jejak kita yang tertinggal di atas pasir
Menjadikannya hilang sama sekali
Mungkin seperti itulah masa lalu yang tertinggal dihapus oleh waktu
Memberi ruang untuk masa depan yang lebih baik

..aku mengerti itu,sampai akhirnya kusadari bahwa Rafi mengharapkan suatu kepastian dariku…
Aku ingin menepi,sendiri,menyepi dari keramaian
Hanya sekedar untuk diam dan mendengarkan desiran angin,
Hembusan nafas, gesekan daun dan tetesan embun yang terdengar bening
Supaya jernih memahami pengelanaan,pengembaraan,pencarian jalan
Supaya sesak berganti kesejukan,gundah berganti kepastian
Berujung nirwana kebahagiaan

Aku sadari betul semua berawal dari sikap-sikapku yang membuatnya seperti itu,aku tak menyalahkannya,seperti aku ceritakan diawal.. sikap manja dan kekanak-kanakan  yang tak bisa aku kendalikan,sedikit banyak mempengaruhi keadaan,kembali ku dibuat termenung dan terpaku dengan keadaan ini….
#Terpaku menatap pilu
   Saat kau berlalu
   Sapaku tak lagi kau rindu
   Ku berharap dan selalu menunggu
   Angin senja hembuskan namamu
   Kutitipkan rindu melalui rintik hujan itu
   Sayang,kau hanya mematung
   Semua daya hilang dariku
   Ku tak berani mendekatimu
   Padahal aku masih di sini,termangu..
   Menatapmu#

Namun aku berhusnudzon ini adalah jawaban atas doa-doa kita,karena kuyakin Rafi pasti berdoa minta yang terbaik,karena aku pun melakukan hal yang sama,kita ingin mendapat kebahagian yang diridhoi Allah.
Beberapa hari belakangan ini aku berusaha untuk diam sejenak,menyiapkan hati, membiasakan diri,tak menyapanya…berat ternyata,tapi terus kulatih…jujur sangat berat karena aku telah terbiasa,aku pasti akan merasa kehilangan,aku akan berusaha tegar  tak boleh lagi menampakkan kesedihan dihadapannya,sesakit apapun …biarlah hanya hatiku saja yang tahu.Biar rindu itu kan selalu ada dan menempati ruangnya tersendiri,aku lihat status Rafi ”hmm…ternyata sama,gumamku…akhir-akhir ini aku selalu bersenandung lagu ‘Rindu’dan satu lagi lagu Agnes yang menemaniku,’Matahariku’…
“Tertutup sudah pintu..
  pintu hatiku..
  Yang pernah dibuka waktu…
  hanya untukmu..
  Kini kau pergi dari hidupku,
  Kuharus relakanmu walau aku tak mau…
  Berjuta warna pelangi di dalam hati,
  sejenak luluh bergeming menjauh pergi,
  Tak ada lagi cahaya suci,semua nada beranjak,
  aku terdiam sepi….
  Dengarlah matahariku suara tangisanku,
  kubersedih karena panah cinta menusuk jantungku,
  Ucapkan matahariku puisi tentang hidupku,
  tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu….”
(selalu aku nyanyikan tuk melepaskan sesak di dada)                                                                                                
Merenung sering kulakukan akhir-akhir ini,mendekatkan diri pada Allah,mohon ampun dan bersimpuh dihadapanNya,aku berharap ampunanNya.Sekarang aku hanya mampu membaca status Rafi menerka apa yang tengah dia rasakan karena untuk bertanya langsung aku sudah tak punya keberanian lagi.Mungkin sudah saatnya bagiku tuk melepas simpul halus dihatiku ini,kan kusimpan dengan rapi dan mengembalikannya ke tempat semula karena sepertinya Rafi sudah lakukan itu…tak boleh menangis,aku harus yakin bahwa Rafi tidak akan pergi dia akan tetap berada di dekatku,semoga Rafi tidak pergi lagi dari FB,karena hanya di FBlah satu-satunya harapanku tuk bisa melihatnya,aku akan bahagia bila dia pun bahagia,semoga Rafi selalu bahagia agar aku juga bahagia,selain itu banyak orang yang membutuhkan dirinya,tidak hanya aku.
Aku ingin tetap menjadi sahabat karibnya,menimba ilmu darinya,berbagi kabar tanpa melibatkan hati kita masing-masing,semoga kita bisa melakukannya,terutama aku (karena ini tidak mudah,begitu sulit ketika harus dijalani)kalau Rafi sepertinya dia mampu melakukannya,aku harus seperti yang diucapkan   Lyla dalam lagunya ’Bernafas tanpamu’…

“Akulah serpihan kisah masa lalumu,
  yang sekedar ingin tahu keadaanmu,
  tak pernah aku bermaksud mengusikmu,
  mengganggu ketentraman hidupmu,
  hanya tak mudah bagiku lupakanmu,
  dan pergi menjauh,
  beri sedikit waktu
  agar kuterbiasa bernafas tanpamu…”

Sudah cukup mungkin hati kita berkelana selama ini,mengembara saling menjajaki,mengenal lebih dalam,walau akhirnya harus seperti ini,karena takdir tak menyatukan kita,takkan pernah aku sesali pertemuan ini…  Aku hanya ingin mengingat saat-saat yang indah bersamamu,kata-kata manismu,kebaikan-kebaikanmu,baik di masa lalu ataupun kini,terlalu manis jika harus kulupakan begitu saja,disaat  aku rindu Rafi…..aku akan tersenyum.
Kini hatiku lebih siap,dan harus siap karena kulihat Rafi pun telah siap,bismillaah…semoga kita bisa melalui semua ini,seperti yang diucapkan dulu takkan ada kata berpisah karena memang kita tidak berpisah kita masih menjadi sahabat karib.Persahabatan tidak mengenal kata berpisah atau putus,persahabatan akan tetap abadi selamanya.Takkan ada yang berubah dariku,kita masih bisa bertegur  sapa,berbagi kabar .Yang berpisah mungkin hanya simpul yang mengikat hati kita saja,biarkan dia kembali menempati ruangnya tersendiri,di dasar hati kita masing-masing ,yaa..biarkan dia terpendam kembali.

1 komentar:

  1. Poker Room at Horseshoe Casino & Resort: Home
    The poker room at the Horseshoe 하남 출장마사지 Casino 성남 출장안마 & Resort is 바카라 패턴 the place to try 여주 출장샵 your luck. Poker 공주 출장안마 is one of the most exciting, and relaxing

    BalasHapus