Rabu, 09 November 2011

SEJARAH TEROWONGAN LAMPEGAN



Oleh: Irman Musafir Sufi
Suatu saat saya hunting photo didaerah masa kecil saya di Kampung Lio Kecamatan Cireunghas Sukabumi, bersama si kecil saya menyusuri rel kereta api yang bersebelahan dengan sungai cimandiri, diseberang sungai ada gunung cipadung tempat masak dimasa kanak-kanak. Rel yang saya lalui sebenarnya dipenuhi sejarah, saya masih ingat penduduk sekitar dulu sering menceritakan tentang orang-orang yang meninggal saat membangun rel kereta tersebut. Antara tahun 1881 sampai 1884, perusahaan Staatspoorwegen Westerlijnen menyelesaikan pembangunan jalur lintasan kereta api mulai dari Bogor melalui Sukabumi sampai Bandung dan Cicalengka sepanjang 184 kilometer. Jalur kereta ini mencapai Bandung pada tanggal 17 Mei 1884 dan peresmian stasiunnya dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 1884. Saat ini memang rel tersebut tidak dilalui kereta karena terowongannya longsor, meskipun ada kabar sudah diperbaiki namun belum ada kereta yang dioperasikan.
Ngomong-ngomong tentang terowongan, pada masa sekolah SD saya pernah ke terowongan tersebut namanya terowongan Lampegan, saat itu hiking sambil wisata kami melewati terowongan tersebut dan melihat kondisi didalamnya. Terowongan Lampegan adalah terowongan kereta api tertua di Indonesia. Terowongan Terowongan ini memiliki panjang 686 meter dan dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Bogor - Sukabumi - Bandung. Terowongan ini berada di Cibeber, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Terowongan ini adalah yang pertama dibuat di wilayah Priangan. Baru pada tahun 1902 dibuat terowongan lain di Sasaksaat pada lintasan Batavia-Bandung via Cikampek, dan buah 3 terowongan di Ciamis selatan dibangun tahun 1918. Mengenai pembuatan terowongan ini beredar spekulasi, ada yang mengatakan dibuat secara manual dengan mengerahkan tenaga penduduk sekitar, ada pula yang mengatakan dengan cara peledakan. Namun yang diharapkan cukup jelas adalah rentang tahun pembuatannya, yaitu antara 1879 sampai 1882, sesuai dengan angka yang terpahat pada tembok depan terowongan. Jalur ini lalu mencapai Cianjur pada tanggal 10 Mei 1883.
Terowongan Lampegan dibangun oleh perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) dan dibangun pada pada periode 1879 - 1882. Nama terowongan berasal dari bahasa percakapan orang Belanda ketika kereta api memasuki terowongan, yaitu 'Lamp a gan' yang berarti nyalakan lampu. Tidak jauh dari terowongan Lampegan, terdapat stasiun Lampegan. Ada juga spekulasi mengenai asal nama Lampegan. Ada yang mengatakan berasal dari ucapan Van Beckman, “lamp pegang, lamp pegang…” (pegang lampunya..), saat memantau para pekerjanya yang sedang membobol bagian dalam terowongan yang tentunya gelap gulita. Ada juga yang mengatakan kata itu berasal dari masinis kereta api di masa lampau yang selalu meneriakkan “Lampen aan! Lampen aan!” saat kereta melewati terowongan itu. Maksudnya, masinis memerintahkan agar para pegawainya menyalakan lampu. Memang beredar berbagai variasi cerita tentang asal-muasal kata “lampegan” dengan dongengan yang melibatkan perkataan-perkataan Van Beckman yang lalu berubah menjadi nama “lampegan”. Dari cerita-cerita yang beredar itu ternyata tak ada yang mencoba memeriksa kamus bahasa Sunda, padahal dalam kamus bahasa Sunda terdapat kata “lampegan” yang diterangkan sebagai ” nama sejenis tumbuh-tumbuhan kecil”.
Tidak kalah menariknya adalah cerita mistik Nyi Ronggeng Sadea. Cerita raibnya Nyi Ronggeng Sadea secara turun menurun hingga kini terus berkembang dimasyarakat sekitar Kamp Lampegan, Desa Cibokor Kec. Cibeber, Cianjur. Diceritakan pada tahun 1882 Terowongan Lampegan selesai dibangun, untuk menghibur pejabat Belanda dan menak-menak Priangan, diundang Nyi Sadea, seorang ronggeng terkenal waktu itu. Usai pertunjukan, menjelang dinihari Nyi Sadea diantar pulang oleh seorang pria melalui terowongan yang baru diresmikan. Sejak itu Nyi Sadea hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Masyarakat kemudian hanya memercayai dongengan bahwa Nyi Sadea telah “diperistri” oleh “penghuni” terowongan tersebut.
Pada tahun 2001, terowongan Lampegan mengalami longsor akibat gempa bumi sehingga menutup jalur kereta api rute Sukabumi - Bandung. Pada tahun 2006, terowongan Lampegan sempat diperbaiki, namun belum sempat kereta api menembus terowongan yang baru diperbaiki, longsor kembali terjadi. Tahun 2009, Pemerintah Republik Indonesia mulai memperbaiki Terowongan Lampegan yang selama ini rusak sehingga menutup jalur kereta api rute Bandung - Sukabumi. Dengan pembukaan kembali jalur kereta api rute Bandung - Sukabumi ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya. 
Jalur kereta api rute Bandung - Sukabumi memiliki potensi wisata yang besar karena pada jalur kereta api ini terdapat pemandangan kebun teh yang indah dan kawasan wisata situs megalitik Gunung Padang. Situs megalitik Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Menurut para ahli arkeologi, situs ini merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Jika jalur ini dapat dipulihkan kembali maka akan menggeliatkan ekonomi masyarakat setempat dan menghidupkan pariwisata di daerah sekitar. Saya berencana suatu saat ke gunung padang ini untuk hunting photo. Insya Allah kalo sudah ada waktu

3 komentar:

  1. Izin berbagi kang untuk di blog saya, hak cipta + penulis pasti disertakan :)

    http://inisukabumi.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. izin ya kang untuk di posting :)

    BalasHapus