Kamis, 17 November 2011

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI STUDI KASUS: INDONESIA AIRASIA & LION AIR


Oleh: Irman Musafir Sufi
BAB I
GAMBARAN UMUM


1.1  PT. Indonesia AirAsia
PT. Indonesia AirAsia merupakan kerjasama gabungan dengan maskapai berbiaya rendah yang terkemuka Asia Tenggara, AirAsia Berhad - yang memiliki 49% sahamnya. Indonesia AirAsia diluncurkan kembali pada tanggal 8 Desember 2004 sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat dan mengusung konsep yang sama dengan Grup AirAsia. Indonesia AirAsia hadir dengan harga terjangkau dan konsep “tanpa embel-embel” (tanpa tiket, tempat duduk bebas dan tanpa penyediaan makanan).
Sampai dengan sekarang Indonesia AirAsia telah menguasai rute-rute penting di Indonesia, mulai tahun 2010 Indonesia AirAsia mulai mengurangi rute domestiknya, focus dirubah ke penerbangan internasioanal, seperti Surabaya-Bangkok, Surabaya-Kuala Lumpur, Medan-Singapura, Medan-Kuala Lumpur, dan Medan-Hongkong/Macau

1.2  Sejarah Indonesia AirAsia

PT. Indonesia AirAsia (dahulu dikenal sebagai PT. AWAIR Internasional) dibentuk pada September 1999 sebagai perusahaan swasta lokal di Indonesia. Segera setelah itu, PT. AWAIR International diambil alih oleh sekelompok investor swasta yang dikepalai oleh Unn Harris dan Pin Harris yang kemudian secara penuh mengelola seluruh perusahaan sejak Maret 2000. AWAIR mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan dengan pelayanan penuh dengan beragam kelas dan pelayanan cabin yang lengkap. 
Pada 30 Agustus 2004, AAIL memasuki kerjasama penjualan dan pembayaran untuk pengambilalihan saham AWAIR. Pada September 2004, AWAIR memperoleh ijin dari Badan Koordinasi Penanam Modal untuk mempengaruhi rencana perubahan kepemilikan saham AWAIR. Para pemegang saham AWAIR menyetujui masuknya AAIL sebagai pemegang saham baru, begitu juga penunjukkan Tony Fernandes, Group Chief Executive Officer AirAsia dan Kamarudin Bin Meranun, Executive Director, Corporate Finance and Strategic Planning AirAsia, sebagai anggota baru dari dewan komisaris AWAIR.
Pada bulan Desember 2004 dengan tim manajemen yang baru, AWAIR telah dibentuk ulang mengikuti model bisnis penerbangan berbiaya rendah dan diluncurkan kembali sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah dan tanpa embel-embel untuk melayani rute domestik di Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 Desember 2005, PT. AWAIR International mengganti nama perusahaannya menjadi PT. Indonesia AirAsia.
1.2.1  Visi
Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.
1.2.2  Misi
  • Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga besar
  • Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
  • Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia
  • Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan




1.3   LION AIR
Maskapai penerbangan ini dibentuk oleh dua kakak beradik. Dengan modal keinginan tinggi, akhirnya pada Oktober 1999, Kusnan dan Rusdi Kirana selaku dua kakak beradik tersebut berhasil mendaftarkan maskapai penerbangan yang dimilikinya ke badan hukum. Pada saat itu, maskapai penerbangan ini hanya memiliki satu armada pesawat terbang.
1.4  Lion Air kini
Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan yang terkenal memiliki biaya murah dalam sekali perjalanannya. Dalam perkembangannya, kini Lion Air berusaha untuk terus meningkatkan pelayanan bagi para konsumennya.
Secara bertahap dari tahun 2007 hingga 2010, Lion Air terus mendatangkan 60 pesawat Boing baru dengan type B737-900ER. Lion Air adalah maskapai pengguna B737-900ER pertama di dunia. Pesawat ini adalah Boeing dengan spesifikasi tercanggih, yang memiliki sistem navigasi terbaru berupa radar deteksi cuaca mutakhir, dan memiliki mesin yang irit bahan bakar yang mengurangi emisi karbon hingga 4%.
Dengan peremajaan armada ini, Lion Air akan terus memperkuat posisinya sebagai maskapai swasta Nasional terbesar di Indonesia. Bahkan Rusdi Kirana berambisi untuk menyaingi Garuda Indonesia dalam skala jumlah penumpang dan jumlah armadanya.
Di Indonesia, Garuda Indonesia adalah maskapai dengan aset dan manajemen terbesar, juga modal. Tetapi dalam jumlah penumpang, Lion air adalah terbesar. Pada tahun 2009, Lion air menerbangkan 15 juta penumpang, yaitu sedikit di atas jumlah penumpang Garuda Indonesia.
Jumlah penumpang Lion air meningkat pesat, sejalan dengan pemesanan 178 pesawat boeing 737-900 Er, yang 30 di antaranya dijadualkan untuk tiba pada tahun 2010. Jika ini berlanjut terus, maka Lion air dapat menjadi salah satu airlines terbesar di Asia dalam 3 - 5 tahun ke depan.

Lion juga merambah ke rute-rute baru internasional, yaitu rute timur tengah, ditunjang dengan penambahan Boing 747-300. Sebagai tambahan, lion air kini sedang berencana untuk membeli Boing 787 dreamliner untuk rute domestik.

1.4.1  Visi
Menjadikan maskapai penerbangan Lion Air menjadi yang terdepan pada industry penerbangan

1.4.2  Misi
Menjadikan maskapai penerbangan Lion Air pada posisi mempunyai keunggulan bersaing yang kompetitif






















BAB II
STRATEGI DAN PELAYANAN

Dalam Industri penerbangan factor kunci yang menentukan kinerja perusahaan penerbangan adalah strategi yang berhasil, kepuasan penumpang, ketepatwaktuan jadwal serta keselamatan penerbangan. Ada beberapa perbedaan dan persamaan strategi dan outcome dibidang operasional dan pelayanan antara Indonesia AirAsia dan Lion Air sebagai berikut:
2.1  Persamaan figure dan strategi
-       Dipimpin oleh orang yang terkenal di bidangnya yaitu Tony Fernandes (AirAsia) dan Rusdi Kirana (Lion Air), kedua orang ini sama-sama pekerja keras dan mempunyai mimpi yang sama.
-       Strategi bisnis yang sama yaitu Low Cost Carrier, yaitu penerbangan dengan berbiaya murah, Lion Air lebih dulu menancapkan kukunya disegmen pasar ini, sementara AirAsia baru masuk ke Indonesia sesudah mulai berkibar di Malaysia. Jenis strategi ini bisa dibilang merubah paradigm mengenai penerbangan yang mahal dan tak terjangkau masyarakat.
-       Strategi SDM yang sama yaitu Performanced Based Culture, Artinya apabila pegawai tersebut tidak mematuhi target atau perintah maka akan sangat mudah dikeluarkan dan lebih fokus pada produksi. Pegawai yang produksi lebih akan diberikan sejumlah nilai (uang) yang lebih.
-       Sama-sama concern di masalah Keselamatan, Indonesia AirAsia mempercayakan seluruh perawatan armadanya di Garuda Maintenance Facilities (GMF). Di tempat tersebut, dilakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pemeliharaan tingkat rendah "A" check, hingga pemeliharaan tingkat tinggi "C" check. Sistem keselamatan yang dimiliki Lion Air juga sudah masuk dalam kategori I. Kategori I merupakan maskapai penerbangan yang telah memenuhi persyaratan keselamatan tinggi untuk penerbangan sipil.
2.2  Perbedaan operasional dan pelayanan
-       Kursi: Indonesia AirAsia tidak menggunakan nomor kursi untuk menghindari bottle neck saat antrian, Penumpang bernomor kursi kecil yang masuk lebih dahulu, akan menghambat jalan  penumpang bernomor kursi besar.  Untuk memastikan ini tidak terjadi, Indonesia Air Asia dengan cerdik menyediakan kartu putih dan merah. Penumpang yang diberi kartu merah akan didahulukan masuk pesawat, karena ia akan dipegang oleh penumpang yang duduk di belakang.  Penghematan beberapa menit akibat metode ini amat sangat berarti.
-       Pesawat: Indonesia AirAsia menggunakan pesawat yang rata-rata lebih tua dibandingkan Lion Air, mungkin karena karena start-up costnya lebih murah,  investor obligation juga lebih rendah. Menilik usia dan interior pesawat, terbang bersama Lion Air akan lebih menarik.   737-900ER Lion adalah pesawat terbaru dalam jajaran airlines di Indonesia. Masih bersih di mana-mana:  karpet, tempat duduk, panel dan lainnya. Dalam kabin 737900-ER suasananya fresh.
-       Cabin: Tray table Indonesia  AirAsia dipenuhi dengan sticker promosi produk tertentu, Cabin Air Asia adalah sarana promosi.Key Performance Indicator seperti $ Non Operational Income nampaknya digenjot dengan lebih baik di Indonesia Air Asia.  
-       Tepat Waktu: Fast Ground Turn Around Indonesia AirAsia lebih cepat dibandingkan Lion Air, hanya 25 menit saja, Jadual kedatangan dan keberangkatan Lion Air dan Indonesia Air Asia berdekatan.  fast turn-around merupakan salah satu kunci manajemen penerbangan, “pesawat akan bernilai eknomis ketika ia terbang di udara.  Bis akan bernilai ekonomis ketika berjalan mengangkut penumpang. Di terminal, di darat, di bandara, bis dan pesawat tak perlu berlama-lama”.  Fast ground turn around yang diukur dengan KPI selisih menit kedatangan dan keberangkatan di suatu bandara merupakan salah satu key performance indicator penting. Pilotnya telah welcoming bahkan ketika penumpang awal menjejakkan kaki ke dalam pesawat. Dan Anda tidak perlu duduk berlama-lama menunggu pesawat bergera.  Segera setelah tulang duduk penumpang terakhir menempel di kursi, pesawat mulai bergerak.  You can feel the difference. Here, every second mean bucks.  mengukur critical success factor dari transportation business.
-       Penjualan di Cabin: Pramugari Indonesia AirAsia berjualan makanan dan minuman, serta merchandise di Pesawat. Indonesia Air Asia juga berjualan makanan dan minuman. Selepas menawarkan makanan dan minuman, pramugari berkeliling, membawa tas kresek, untuk tempat sampah. Sebuah perilaku terpuji.  Menyadarkan kita betapa menyimpan sampah ditempatnya adalah perilaku bermoral yang menunjukkan jati diri seseorang.  Anda bisa sering terbang dengan pesawat, tetapi bila Anda nyampah sembarangan, Anda bukanlah siapa-siapa, seolah-olah itulah pesannya.
-       Indonesia Air Asia juga berjualan merchandise. Topi. T-Shirt. Baby Jumper. Magic Bag. Mini Airplane.  Berlogo Air Asia, William, AT&T.  Gaya menawarkan Pramugari menyenangkan.  Percakapan akan seperti pasar.  “Harga ini berapa . Itu berapa. Ada ukuran lain gak”. Barang yang ditawarkan berseliweran ke sana kemari.  Penumpang mengutak-atik barang.  Membuka bungkus. Seperti di pasar senggol saja.  Harga barang yang ditawarkan jelas tak murah amat.  Tetapi orang berbelanja.  Penumpang merogoh dompetnya.   Indonesia Air Asia nampaknya lebih lihai dan berhasil mendongkrak wallet share penumpangnya.  Indikator Rp Customer Spending dalam pesawat memang merupakan   salah satu KPI yang di-exercise dengan baik oleh Lion Air dan Indonesia Air Asia. Hasilnya keakraban yang hangat dirasakan oleh pelanggan (warm friendship).
-       Pelayanan: Pramugari Indonesia AirAsia lebih tak berjarak dengan penumpang, mereka lebih ramah, tanpa segan mengobrol dengan penumpang sebagai bagian dari customer intimacy strategy, Pramugari Lion Air lebih cekatan dalam mengurusi bagasi penumpang. Pramugari Indonesia AirAsia lebih menikmati pekerjaannya, senyuman mereka terlihat ikhlas, dalam service script selalu disebutkan nama pramugari yang bertugas sehingga kita merasa mengenali mereka. Ketika diperkenalkan oleh senior flight attendant ketika safety demonstration, ia berkata: “Kami akan memperagakan cara menggunakan  (anda tahu kelanjutannya..),  perhatikan Maria dan Nita di depan Anda…”.  service script Air Asia dengan cerdik memasukkan kalimat penyebutan nama sang pramugari, the primary person, dalam istilah Air Asia. Kesan yang muncul, di Air Asia, pramugari ditonjolkan sebagai  sebuah pribadi. She has a name.  She is a person.  And you can get to know each other.  Pramugari adalah mahluk cantik bernama dan dapat dikenali, tak perlu berjarak dengan penumpang. Pramugari adalah service ambassador, dan definitely ia merupakan source of customer loyality.
-       Keselamatan: Dari berita yang kita ikuti Indonesia AirAsia bisa dikatakan tidak pernah mengalami masalah safety yang begitu parah, tidak seperti Lion Air yang telah mengalami beberapa kali kecelakaan, tergelincir, bahkan yang terparah saat kecelakaan di Solo pada tahun 2004, serta kecelakaan lainnya seperti tergelincir dsb.
Dari paparan diatas sangat menarik untuk dibahas dari sudut Pandang Budaya Organisasi kenapa kedua Perusahaan yang bisa dikatakan mempunyai pemimpin yang berkarakteristik sama serta strategi yang hampir sama ternyata menghasilkan hasil dan pelayanan yang berbeda.






BAB III
ANALISA BUDAYA ORGANISASI
DI KEDUA PERUSAHAAN


3.1 Faktor kepemimpinan serta komitmen
Dalam budaya organisasi faktor pemimpin yang berkomitmen sangat penting dalam membentuk budaya suatu organisasi, komitmen tersebut terlihat dari visi-misi yang dikomunikasikan melalui strategi dan kemudian dijabarkan melalui program. Dari misi organisasi kedua perusahaan terlihat komitmen AirAsia lebih jelas dengan memasukkan peran karyawan sebagai keluarga didalam missinya.  Secara tegas dalam setiap wawancara Tony Fernandes secara gambling menjelaskan pendapatnya tentang budaya :
Culture is everything, when people in the public were to think of AirAsia, immediately they could relate to ‘AirAsia Experience’, the friendliest, the first low fare airline in Asia that gives the best experience in quality service
Indonesia AirAsia dan Lion Air masing-masing mempunyai pemimpin yang hebat yang bahasan di berbagai sekolah bisnis dan industry penerbangan. Keduanya adalah pekerja keras yang kreatif, Tony fernandes bahkan lebih berani dalam bisnisnya seperti membuka rute yang kelihatannya  kurang bagus, kemudian bekerjasama dengan Tim Sepakbola Manchester United dan Tim balap Formula 1 untuk international branding, keduanya mempunyai mimpi yang sama, sikap sederhana yang sama,Tony biasa bilang kata-kata slang dengan santainya dalam meeting, begitu pula Rusdi Kirana logat betawinya yang kental dan istilah lu, gue, sudah menjadi bagian dari dirinya, begitupun cara berpakaian mereka yang sederhana, Tony sedikit lebih promosi karena kemana-mana menggunakan topi AirAsia.
Budaya keterbukaan dibangun oleh keduanya, Tony fernandes mengedepankan budaya egaliter tanpa birokrasi yang berbelit, meeting bisa dilakukan dimana saja kapan saja, semua orang dapat megeluarkan unek-uneknya, begitupun Rusdi Kirana sering melakukan pertemuan informal dengan bawahannya dan meminta ide-ide untuk pengembangan perusahaannya, Gaya dan tingkah laku keduanya menjadi inspirasi bagi karyawannya dan menjadikannya cerita yang dibicarakan berulang-ulang diantara karyawannya. Mereka seolah menjadi model yang dijadikan panutan bersama. Kepedulian terhadap karyawan sangat tinggi dan tidak terlalu mengedepankan formalitas, keduanya memperbolehkan sesame karyawan menikah tanpa ada rasa khawatir akan penyelewengan. Kondisi ini yang memudahkan kultur terbentuk dengan baik diantara staf Indonesia AirAsia dan Lion Air.
3.2   Strategi Performanced Based Culture
Indonesia AirAsia dan Lion Air menggunakan Performanced Based Culture  dalam strategi Sumber daya manusianya, strategi ini menggunakan prinsip transaksional atau lebih fokus pada strategi hr yang hanya dilihat pada transaksi saja dan strategi retensi pegawai lebih cenderung dengan value of money. Terlepas dari baik atau buruknya, Lion Air telah mampu untuk menerapkan Performance Based Culture dengan baik. Artinya apabila pegawai tersebut tidak mematuhi target atau perintah maka akan sangat mudah dikeluarkan dan lebih fokus pada produksi. Pegawai yang produksi lebih akan diberikan sejumlah nilai (uang) yang lebih. Berbeda dengan sesama low cost airline seperti Indonesia Air Asia, dimana sama-sama fokus pada performance based culture namun berbeda pendekatan dimana fix value lebih kecil dibandingkan dengan lion air dan variable value lebih besar dibanding lion air. Hasilnya berbeda dengan lion Air, value of working life sangat tinggi di Indonesia Air Asia.
Lion Air sangat focus terhadap skill karyawan dibuktikan dengan membangun fasilitas training dan simulator untuk pilot dan staffnya, dalam hal rekrutmenpun Lion Air berani untuk membayar Transfer Fee lebih mahal untuk membajak Pilot-pilot yang berkualitas, strategi outsourcingpun dilakukan kepada beberapa pekerjaan yang bersifat core untuk memudahkan retensinya. Sementara Indonesia AirAsia lebih memilih mendidik karyawan dari awal, bahkan kandidat dengan latar belakang non airlinespun lebih banyak direkrut (Tony dan beberapa jajaran managementnya juga berasal dari Industri Musik), untuk memuluskan program ini AirAsia membentuk AirAsia Academy di Kualalumpur yang melatih karyawannya secara regional.
Dalam upaya membangun Kultur terlihat Indonesia AirAsia lebih serius dibandingkan dengan Lion Air, Departemen Culture dibentuk khusus untuk mempromosikan Kultur AirAsia sesuai motonya : One People, One Culture, One AirAsia, One Family. Budaya diformulasikan dengan baik dan menghasilkan formulasi Budaya berikut:
-       Fun & Friendly: be nicest, most happening person in the world. Be one of kind
-       Attitude: Put our hearts into it and everything is possible
-       Quality: Low fare and high quality is an unbeatable product
Program mempromosikan Budaya AirAsia ke seluruh karyawan sangat progresif dan komprehensif mulai dari masa rekrutmen, semua karyawan baru harus di orientasi menyeluruh termasuk budaya dan safety, Team Building juga diwajibkan untuk seluruh karyawan. Leadership dibentuk sedemikian rupa melalui Leadership Training, CEO model project dan leadership assessment. Briefing culture dilakukan secara intens, bahkan dilakukan kunjungan rutin oleh departemen culture untuk mempromosikan budaya AirAsia ke seluruh station, Employee gathering dilakukan setiap 3 bulan sekali dan family gathering dilakukan satu tahun sekali, Klub olahraga dibentuk mulai dari futsal, sepak bola, dan dilakukan kompetisi antar negara.
Dalam hal pengembangan karyawan juga dilakukan serius, rekruitmen diprioritaskan internal secara lintas skill, sebagai contoh penjual tiket bisa melamar sebagai Pilot dan kemudian di sekolahkan melalui cadet program dengan biaya Perusahaan yang kemudian dicicil melalui ikatan dinas, pramugari bisa melamar ke bagian staff jika ingin berkarir dibidang administrasi, AirAsia Akademi dibentuk untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan serta karir karyawan.  Karena itulah Indonesia AirAsia mewajibkan seluruh karyawan untuk menguasai seluruh aspek bisnis demi kelangsungan karir karyawan dan bisnis perusahaan. Bonus diberlakukan tahunan dan bonus sewaktu-waktu untuk yang mencapai Key Performance Indicator. Karyawan terbaik dipilih setiap bulan dan dan ditayangkan dalam intranet karyawan sebulan penuh.
Nilai-nilai yang dibangun dikomunikasikan dengan baik mulai dari brand AirAsia sendiri, jargon  dan cerita dibuat seperti Believe the Unbelievable, Dream the impossible, Don’t take no for an answer. Fasilitas seperti intranet karyawan memudahkan komunikasi tersebut, didalam intranet karyawan mempunyai komunitas sendiri yang bisa saling bercerita dalam sharing corner, mengeluarkan ide dengan mendapat hadiah, ucapan ulang tahun maupun duka, ada picture gallery karyawan, mailing club dsb.
Pelibatan karyawan dalam bisnis dan budaya sangat kental di Indonesia AirAsia, karyawan dianggap brand perusahaan juga, gambar sekumpulan karyawan pernah dibuat di badan pesawat dan menciptakan kebanggaan karyawan, untuk iklan promosi digunakan juga para karyawan seperti pilot dan pramugari. Program terbaru dimunculkan bernama "all star campaign", perusahaan menganggap semua karyawan adalah bintang sebab setiap individu punya fungsi dan peranan yang penting di bagian masing-masing.Seragam merah menjadi bagian karyawan dan digunakan dalam bekerja termasuk aksesoris seperti topi, pin dsb. Karyawan bebas berkreasi, sebagai contoh karyawan dibebaskan mewarnai dan membentuk rambutnya sesuka hati untuk keindahan, maka tidak heran kita dapat melihat pramugari berambut merah, marketing manager berambut Mohawk dsb.
Dalam hal remunerasi Indonesia AirAsia lebih fokus terhadap variable income seperti jam terbang, bonus/performance allowance, benefit karyawan yang tinggi seperti pemberian secara gratis 6 tiket pulang/pergi setiap tahun untuk karyawan, dan discount sebesar 75% untuk karyawan dan keluarganya seumur hidup kemanapun selama bekerja di Indonesia AirAsia. Indonesia AirAsia juga bekerja dengan bank swasta dalam hal personal loan karyawan untuk memudahkan karyawan dalam melaksanakan rencananya.
Inilah yang menyebabkan hasil yang berbeda dari strategi yang sama, pola rekrutmen progresif Lion Air dengan membajak pilot terkadang juga bermasalah karena Pilot diikat oleh ikatan dinas yang sangat tinggi mengingat transfer feenya tinggi pula, saat pilot akan keluar dari perusahaan selalu menimbulkan konfik hukum. Begitupun strategi outsourcing untuk bagian core bisnis menyulitkan pembentukan kultur karena perusahaan yang berbeda dan loyalitas yang berbeda. Sangat beda dengan AirAsia dimana value of work sangat tinggi seolah-olah mereka berharap bekerja di AirAsia selamanya karena sudah menjadi bagian dari keluarga.
3.3  Hubungan budaya organisasi dengan Safety Culture
Prinsip keselamatan dalam industry penerbangan sangatlah penting dan mutlak, pemerintah telah membuat regulasi-regulasi khusus untuk industry penerbangan di Indonesia Pengaruh budaya Perusahaan ini juga dapat menjadi factor pendukung dalam implementasi prinsip keselamatan yang sangat penting dalam industry penerbangan, Menurut Tim KNKT Ada beberapa penyebab rendahnya tingkat keselamatan. Yang utama adalah faktor lemahnya sumber daya manusia (SDM). "Sekitar 70-80 persen penyebab banyaknya kecelakaan adalah SDM," SDM yang lemah itu berada di semua lini. Mulai di maskapai penerbangan hingga petugas di bandara. Beberapa maskapai mempekerjakan orang tidak sesuai dengan kapasitasnya.
Dunia penerbangan memerlukan dua aspek yakni alat dan sumber daya manusia. Yang termasuk peralatan antara lain pesawat terbang, bandar udara, alat navigasi, dan beberapa sarana dan prasarana lain. Aspek yang pertama ini bisa dipenuhi dalam waktu relatif singkat dengan cara membeli atau membangunnya. Dari kedua aspek itu, aspek sumberdaya manusialah yang memegang peran utama, karena sudah pasti tanpa sumber daya manusia ini peralatan itu tak mungkin ada atau tak mungkin beroperasi. industri airline adalah people based service industry. Pesawat yang paling mutakhir atau sistem yang paling canggih sekalipun bisa dibeli dengan mudah bila kita punya uang. Tapi kompetensi SDM harus dibina secara profesional. Faktor budaya menjadi kunci penting yang dapat memompa, motivasi dan loyalitas selain kemampuan teknis karyawan.
Indonesia AirAsia membangun budaya safety ini dalam pengembangan budaya AirAsia sendiri, dalam setiap program departemen Culture, pembahasan safety selalu dilakukan. Departemen safety dan security sendiri mempunyai rancangan program terpadu untuk meningkatkan awareness karyawan akan keselamatan serta kesiapan Tim dalam pencegahan dan penanggulangan masalah keselamatan, training-training safety diwajibkan untuk crew pesawat dan staf lainnya, emergency response meeting dilakukan terpadu dan Tim tanggap darurat disiapkan.
Hal yang sama dilakukan Lion Air mengingat keselamatan adalah hal utama dalam industry dan menjadi kewajiban yang diembankan oleh departemen perhubungan. Lion Air membentuk Safety Management System yang merupakan salah satu program safety yang harus dilaksanakan oleh seluruh operator  penerbangan di seluruh dunia sesuai instruksi Organisasi Penerbangan Sipil (International Civil Aviation Organization/ICAO) melalui Document 8959 sejak 1 Januari 2009 , program SMS ini telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan Lion Air yang bertugas di kantor pusat dan di daerah tempat kegiatan operasional Lion Air.
Komitmen Indonesia AirAsia dalam membangun Budaya Organisasi nampaknya lebih memudahkannya untuk membentuk budaya keselamatan, Jika karyawan mempunyai budaya organisasi yang berkomitmen terhadap keselamatan maka tujuan keselamatan sepenuhnya akan tercapai. Budaya organisasi akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua anggota organisasi, budaya yang kuat dalam organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada anggotanya untuk bertindak dan berprilaku sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh organisasi.


BAB IV
KESIMPULAN

Indonesia AirAsia dan Lion Air mempunyai kesamaan dalam hal karakteristik pemimpin, strategi bisnis dan strategi SDM, namun kinerja yang dihasilkan sedikit berbeda. AirAsia nampaknya lebih berhasil meningkatkan pelayanan dan komitmen terhadap keselamatan penerbangan, hal ini didukung oleh Budaya Organisasi yang kuat.  Dalam kasus AirAsia dan Lion Air, figur pimpinan adalah factor penting namun ternyata bukan factor utama yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, komitmen yang dibuktikan dengan implementasi actual ternyata membuahkan hasil yang nyata. AirAsia terbukti lebih serius dalam membangun budayanya sehingga tercermin dari perilaku pelayanan dan kinerja kerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan. Our Employee Behavior in front of our customers are  tip of iceberg of our corporate culture Perilaku pegawai kita adalah cerminan budaya dalam perusahaan kita. Lebih jauh lagi, merupakan refleksi dari manajemen puncak dan para pemimpin dalam perusahaan kita.  
Budaya organisasi yang kuat juga menjadi factor penentu dalam melaksanakan komitmen keselamatan penerbangan, Budaya organisasi yang kuat terbukti mampu mendorong seluruh karyawan dan sendi organisasi untuk melaksanakan prinsip keselamatan penerbangan.
* Tulisan ini adalah makalah yang pernah saya tulis untuk mata kuliah Budaya Organisasi di UBHARA JAYA

2 komentar:

  1. Saya ingin menyampaikan kepada seluruh Tki yang bekerja di negeri orang saya Muhamad Iskandar seorang TKI DARI MALAYSIA pengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan hamil gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak, kebetulan suami saya buka-buka internet mendapatkan nomor AKI NANDA IRAWAN katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah jadi saya coba hubungi aki karna saya pikir tidak ada salah,nya kita coba dan minta angka bocoran angka yang di berikan aki 4D ternyata betul- betul tembus 100% bagi saudarah-saudar yang ada indo maupun di luar negeri apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah anda hubungi AKI NANDA IRAWAN di nomor 0852-1834-6024-silahkan buktikan sendiri demi allah saya sudah membuktikan angka dari aki sekrang giliran anda membuktikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل



      Hapus