Senin, 03 Oktober 2011

HITLER DAN CHARLES DARWIN



Oleh: Irman Musafir Sufi
Sebenarnya ini berawal dari fikiran sekilas aja, sekedar ocehan saya mencari tahu kenapa Hitler membenci Yahudi, tetapi dari beberapa bacaan ternyata terhubung dengan pertanyaan apa sebenarnya hubungan hitler dan Charles Darwin? Ternyata menyangkut sifat rasisme Hitler terhadap bangsa lain termasuk Yahudi yang paling dibenci dilandasi oleh Teori Darwin, setahu saya sebenarnya kebencian Hitler terhadap yahudi dikarenakan kondisi saat itu, yaitu yahudi dengan jumlah sedikit menguasai lini ekonomi dan menjadikan kesenjangan dengan orang-orang jerman (makanya yang paling dibenci Yahudi), itu saja? Ternyata tidak, bibit kebencian tersebut ternyata dipupuk dan dilandasi juga oleh teori evolusi Darwin. Hitler sangat meyakini keunggulan bangsa Jerman atau "Arya" di atas ras-ras lain. Ia memimpikan ras "Arya" Jerman akan segera mendirikan imperium yang bertahan selama seribu tahun sangat meyakini keunggulan bangsa Jerman atau "Arya" di atas ras-ras lain. Ia memimpikan ras "Arya" Jerman akan segera mendirikan imperium yang bertahan selama seribu tahun. Jadi intinya tidak cuma Yahudi yang dianggap inferior, termasuk gipsy bahkan arab (meskipun ditengarai ada dukungan dari sebagian ummat islam saat perang berlangsung karena memiliki musuh yang sama yaitu inggris).
 evolusi Darwin telah melandasi fikiran-fikiran hitler terutama mengenai “Perjuangan untuk bertahan hidup”, judul bukunya yang terkenal “Mein Kampf” yang berarti “perjuangan saya”, mencerminkan konsep Darwin tersebut. Hitler juga mendapatkan dukungan ideologis dari karya Heinrich von Treitschke, sejarahwan rasis Jerman yang sama-sama terpengaruh Darwin.
 Hitler, sebagaimana Darwin, menganggap ras-ras selain Eropa sedikit lebih dari kera dan menambahkan: "Hapuskan bangsa Jerman Nordik dan tak ada yang tersisa kecuali tarian kera". Dasar berpijak pandangan evolusionis kaum Nazi ada pada konsep "Eugenics". Eugenics berarti "perbaikan" ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta memperbanyak jumlah individu sehat. Menurut teori Eugenics, ras manusia dapat diperbaiki dengan cara yang sama sebagaimana hewan berkualitas baik dapat dihasilkan melalui perkawinan hewan-hewan yang sehat.
Ketika  Hitler berkuasa, ia mulai menerapkan kebijakan Eugenics. Mereka yang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam "pusat-pusat sterilisasi" khusus. Orang-orang ini dianggap parasit yang megancam kemurnian ras Jerman dan menghambat kemajuan evolusi. Dalam waktu singkat, orang-orang ini kemudian dibunuh atas perintah rahasia Hitler.
Dalam upayanya mempercepat evolusi ras Jerman, Hitler telah membunuh banyak orang. Selain itu, ia melaksanakan hal lain yang "diperlukan" dalam Eugenics. Muda mudi berambut pirang dan bermata biru, yang dianggap mewakili ras murni Jerman, dianjurkan untuk saling berhubungan seks. Pada tahun 1935, ladang-ladang khusus reproduksi manusia didirikan. Perwira SS Nazi sering mengunjungi ladang ini, yang didalamnya tinggal wanita muda yang memiliki kriteria ras "Arya". Bayi-bayi haram yang lahir di ladang-ladang ini akan menjadi prajurit masa depan Imperium Jerman.
Dalam rangka memperbaiki keunggulan ras Arya, kaum Nazi menggunakan konsep Darwin. Darwin menyatakan bahwa ukuran tengkorak manusia membesar tatkala ia menaiki tangga evolusi. Kaum Nazi sangat mempercayai gagasan ini dan mengadakan pengukuran tengkorak untuk menunjukkan bahwa Jerman adalah ras unggul. Di seluruh Jerman Nazi, pengukuran dilakukan demi membuktikan bahwa tengkorak Jerman lebih besar dibanding ras-ras lain. Ciri fisik seperti gigi, mata dan rambut diperiksa berdasarkan kriteria evolusionis. Mereka yang kedapatan berukuran di luar kriteria resmi ras Jerman dibinasakan menurut kebijakan Eugenics Nazi.
Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencapai kebaikan manusia, tetapi tidak jarang jika ilmu berada ditangan yang salah maka akan berakibat bencana, Teori Darwin juga masih menjadi perdebatan mengenai kebenarannya, seperti mengatakan bahwa nenek moyang manusia adalah binatang sejenis kera adalah hal yang menggelikan karena Darwin tak mampu menjelaskan proses perubahan dari mahluk tidak berakal menjadi mahluk berakal, dari semua jenis makhluk hidup kenapa manusia saja yang beakal kenapa tidak gajah atau kambing?
Sifat merasa lebih unggul dapat tercipta juga oleh prasangka yang berbahaya, Kembali lagi yang berbahaya adalah prasangka SARA, sangat kental di masyarakat yang menganggap agama A miskin, agama B teroris, suku A kasar, suku B lemah, dan itu yang menciptakan stereotype dan kebencian lanjutan. Waktu masa muda dulu saya sering mendengar mengenai daerah A ceweknya cantik-cantik daerah B nakal-nakal yang membentuk stereotype tanpa disadari. Belajar dari prasangka Hitler dan dukungan teori Darwin yang telah mengorbankan jutaan jiwa, ada baiknya kita berfikir ulang dalam memandang orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar