Selasa, 04 Oktober 2011

MEMOTRET JEJAK CAHAYA


 Oleh: Irman Musafir Sufi

Ide ini muncul tadi malam saat makan seafood bersama teman di sekitar arteri pondok Indah, saya ingat mengenai teknik memotret jejak cahaya yaitu cahaya lampu kendaraan sehingga ketika dipotret yang kelihatan cuma cahaya saja yang lewat sementara kendaraannya hilang, dalam bayangan saya hal ini sangat sulit dilakukan karena memerlukan tripod dan perhitungan shutter yang akurat, namun ketika saya coba tidak terlalu sulit dan hasilnya kalo untuk pemula lumayanlah.
Jejak cahaya pada dasarnya adalah gambar paparan lama yang berlangsung di sekitar sumber cahaya yang bergerak,Foto jejak cahaya yang paling umum biasanya lampu depan dan belakang mobil, tapi anda juga dapat membuat jejak cahaya bintang atau pergerakan cahaya lainnya. Karena itu diperlukan shutter yang lama dan tidak memungkinkan tangan untuk stabil menyangganya, alternative pertama yang saya coba adalah mendudukkan kamera di meja seafood, mengatur iso, shutter dan bukaan, dan jepret, tinggalin deh.
Saya kemudian mencoba naik ke tangga jembatan busway dan melakukan hal yang sama, kameranya saya sangga dengan pagar jembatan, hal yang saya pelajari adalah ternyata shutter berpengaruh juga terhadap cahaya (bukan cuma ISO loh), shutter cepat seperti untuk teknik membekukan gerakan butuh cahaya yang kuat, jika tidak maka hasilnya gelap. Nah jika shutter lambat seperti untuk teknik jejak cahaya ini ternyata semakin lambat shutter cahaya yang masuk semakin banyak (semakin terang), karena itu perlu pengaturan supaya hasil cahaya seimbang dengan backgroundnya.
Kemudian saya coba juga dengan menampilkan profile teman saya sebagai frame, karena tidak menggunakan tripod hasilnya memang sedikit noise, tapi lumayan untuk sekedar eksperimen, hal yang sedikit mengganggu adalah autofocus yang kadang2 ngambek jika focus tak dimengerti oleh beliau, makanya autofocus saya matikan, jadi saya benar-benar mensettingnya manual kayak tustel jadul. Sebenarnya ada dua hal lagi yang diperlukan ialah remote shutter release dan hood atau topi lensa yang dapat membantu memblokir cahaya sekitar misalnya ketika anda berada di tengah kota dengan lampu jalan. Remote untuk tombol jepret akan membantu anda menghindari goyangan kamera. Tapi maklumlah photographer kelas kacang tanah, jadi belum sampai kesana dananya.
Pelajaran penting dalam photografi ini sebenarnya adalah CAHAYA, karena cahaya memegang peranan penting dalam hal kualitas akhir gambar.
Ada beberapa tips yang saya dapat supaya cahaya cukup:
  • ·      Yang pertama, atur kamera pada setelan ISO paling rendah. Ini akan mengurangi noise pada gambar.
  • ·      Selanjutnya, atur apertura (naikkan f-stop) dan ambil tes gambar kemudian lihat hasilnya. Ini merupakan bagian coba-cobanya. Umumnya setelan f-stop berada di angka 10 atau lebih jika anda menggunakan mode bulb.
  • ·      Jika hasil gambar terlalu gelap, naikkan apertura atau bukaan lensa. Jika gambar anda terlalu terang, kurangi bukaan lensa. Apertura juga akan mempengaruhi jangkauan fokus.
  • ·      Ingatlah bahwa anda tidak perlu terkungkung pada setelan ISO 100 atau 200, cobalah semua setelan yang cocok dan lihat mana yang paling baik. Anda juga bisa menggunakan mode bulb yang akan membuat shutter tetap terbuka selama yang anda inginkan, lalu tekan kembali tombol shutter untuk menutupnya. Pada kamera DSLR biasanya mode ini ditandai dengan "B".



Timing juga sangat penting dalam teknik ini. Anda perlu melihat melalui kamera anda dan mengetahui kapan foto itu dimulai. Hal ini dimaksudkan agar anda mengambil gambar ketika mobil masuk ke dalam frame gambar. Selain itu perbedaan f-stop juga berpengaruh. Misalnya jika mengambil gambar pada f/5.6 di lampu jalan, dan hasilnya normal. Jika kita mengambil gambar yang sama dengan f/16, kita akan akan memiliki efek bintang pada lampu itu, Asik kan? Tak lupa yang terakhir saya berterimakasih pada model kacangan yang telah membantu yaitu Mas Hermanto komisaris PT Korra Antar Buana, mudah-mudahan keisengan kita bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar