Senin, 03 Oktober 2011

HUNTING PHOTO YANG GAGAL



Oleh: Irman Musafir Sufi
Hari minggu lalu saya mencoba hunting photo landscape ke wilayah cisaat, nama desanya liung tutut, kebetulan saya ada teman didaerah tersebut dan beberapa kali saya pernah melihat pemandangan indah yaitu Gunung Gede sangat jelas terlihat kadang kadang disarungi awan (disarungi cuma setengahnya kalo diselimuti semuanya) sangat jelas, saya ingin mencoba mengabadikan momen tersebut. Persiapan sudah matang, temen didesa itu sudah dikontak, kamera sudah siap.
Ternyata apa dikata saya kurang beruntung, cuacanya tidak bagus, cuacanya mendung tapi tidak hujan (ada lagunya mendung tak berarti hujan), saya tunggu sekitar 2 jam gunung gedenya ga mau muncul, kabut menutupinya sehingga sama sekali tidak kelihatan, meski matahari muncul sedikit namun kondisinya tetap seperti cloudy alias berkabut alias kurang jelas pandangan. Beberapa pemandangan asik masih kelihatan kayak pukul setengah 6 pagi, jarak pandang pendek dan matahari munculnya malu-malu juga.
Akhirnya saya memotret seadanya meskipun kurang maksimal, mulai dari sawah, kebun jagung, pemandangan gunung-gunung, tapi tetep hati masih agak dongkol udah capek-capek dating sediki mendaki tetap hasil kurang maksimal, yaah diambil hikmahnya saja, ternyata factor keberuntungan juga menjadi penentu dalam mendapatkan momen yang pas. beberapa hal saya pelajari, shutter yang sangat cepat memerlukan cahaya yang besar karena jika cahaya kurang hasilnya malah gelap, untuk jarak yang sangat jauh memperbesar iso untuk menambah cahaya adalah percuma karena hasilnya malah putih ga jelas
Temen saya akhirnya memberi solusi untuk menghilangkan penat saya yaitu Ngaliwet, what is ngaliwet? Ngaliwet artinya masak nasi seadanya dengan lauk ter, ikan peda, sambel, lalap dan terong, lumayan juga hidangan ala selera nusangsara dilahap sebagai pelampiasan kekesalan saya, ngaliwet ini memang salah satu kebiasaan kami mulai dari kecil, alas makannya pake daun, tapi nasinya wangi banget, ini yang bikin selera, bahkan sering ada kerak nasinya yang kita makan juga (dasar rakus).


Ujung-ujungnya saya diminta memotret teman-teman dengan wajah yang tidak jelas juntrungannya, entah sama sisi, jajaran genjang, yah mau ga mau soalnya nasi liwet sudah sampai perut daripada dikeluarin lagi, jadilah model model ndeso memperlihatkan kenarsisannya, model-model yang pada ble’e itu tak lupa menanyakan, kapan photonya jadi? Wkwkwk kesannya gua tukang photo keliling gitu, pemotretanpun dilakukan masih dengan teknik lama yaitu photo bokeh yang creamy, dengan memperjelas wajah dan memblurkan latar, memang meskipun dibolak balik gayanya tetap norak abis ha ha ha (Danny, Risma, guyonan kita emang nyeleneh kalo didenger orang lain, maafkan daku ya), yah begitulah kegagalan ini bisa jadi sumber pelajaran dalam latihan berikutnya.

1 komentar: